Aksi Mogok Perawat Inggris Berlanjut Hingga Tahun Depan
Perawat menuntut kenaikan gaji di tengah inflasi yang mencapai 10 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Petugas kesehatan Inggris akan memperpanjang aksi mogok hingga Januari 2023. Royal College of Nursing mengatakan, ribuan perawat dijadwalkan melakukan aksi mogok pada 18 dan 19 Januari untuk menuntut kenaikan gaji di tengah inflasi.
"Saya tidak ingin memperpanjang perselisihan ini, tetapi perdana menteri telah meninggalkan kami tanpa pilihan," kata Sekretaris Jenderal Royal College of Nursing Pat Cullen, dilaporkan Aljazirah pada Jumat (23/12/2022).
Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan kepada wartawan bahwa, dia sedih dan kecewa dengan pemogokan yang meluas. Tetapi Sunak tetap menolak tuntutan kenaikan gaji. Dia berpendapat bahwa penolakan tuntutan kenaikan gaji adalah hal yang benar untuk menyelamatkan ekonomi jangka panjang.
Inflasi di Inggris pada November mencapai 10,7 persen. Inflasi didorong oleh kenaikan harga makanan dan energi setelah pandemi Covid-19, dan invasi Rusia ke Ukraina.
Pekerja ambulans yang diwakili oleh serikat GMB juga telah menjadwalkan aksi mogok pada 11 Januari. Sebelumnya pekerja ambulans menangguhkan rencana aksi mogok pada 28 Desember.
“Orang-orang di seluruh negeri sangat luar biasa dalam mendukung kami, dan kami juga sangat peduli dengan mereka. Itulah mengapa kami menangguhkan usulan aksi industri GMB pada tanggal 28 Desember," kata Sekretaris Nasional GMB Rachel Harrison.
Menteri Kesehatan Steve Barclay mengatakan, serikat pekerja telah mengumumkan pemogokan terkoordinasi pada Januari untuk menyebabkan gangguan maksimum pada saat Layanan Kesehatan Nasional (NHS) sudah berada di bawah tekanan ekstrim. Barclay mencatat bahwa staf ambulans di jalur piket telah menyampaikan kekhawatiran tentang kondisi kerja. Dampak pemogokan perawat di Inggris akan semakin meluas di tahun baru dengan jumlah perwalian NHS yang terlibat meningkat dari 44 menjadi 55.
Cullen mengatakan, perawat mengambil langkah aksi industri karena sikap keras pemerintah. Cullen menambahkan, pemerintah memiliki kesempatan untuk mengakhiri perselisihan ini sebelum Natal. Tetapi sebaliknya, mereka memilih untuk mendorong staf perawat kembali melakukan aksi mogok pada Januari.
“Kekurangan staf dan gaji rendah membuat perawatan pasien tidak aman. Semakin cepat menteri datang ke meja perundingan, semakin cepat ini bisa diselesaikan," ujar Cullen.
Penolakan perdana menteri untuk mempertimbangkan kenaikan gaji menyebabkan aksi industri tidak akan berakhir. Pemerintah mengerahkan pasukan militer untuk menggantikan pos-pos yang ditinggalkan karena aksi industri.
Personel militer bertugas memeriksa paspor di bandara Inggris setelah sekitar 1.000 staf Pasukan Perbatasan meninggalkan pekerjaan mereka pada Jumat di berbagai fasilitas termasuk Heathrow, Gatwick, Glasgow dan Manchester. Pengiriman pos, pemeliharaan jalan raya, dan tes mengemudi juga terganggu oleh pemogokan. Kesulitan perjalanan lebih lanjut muncul pada Sabtu (24/12), yang bertepatan dengan malam Natal, karena sebagian besar layanan kereta api diperkirakan akan dibatalkan.
Wakil pemimpin partai oposisi Partai Buruh, Angela Rayner, menuduh pemerintah mengambil pendekatan "bumi hangus" dalam pembicaraan. “Sudah saatnya alasan yang menyedihkan bagi seorang perdana menteri mulai melakukan tugasnya yang sebenarnya dengan mengajak semua pihak untuk menyelesaikan ini dan menghindari gangguan,” katanya.