Minuman Beralkohol Bersifat Karsinogenik Pemicu Kanker Mulut

Konsumsi minuman beralkohol bisa tingkatkan risiko kanker mulut.

Pixabay
Konsumsi minuman beralkohol bisa tingkatkan risiko kanker mulut.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 2,3 miliar orang di dunia yang mengonsumsi minuman beralkohol. Di balik popularitasnya, minuman beralkohol ternyata bersifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker mulut.

Baca Juga


Menurut Mouth Cancer Foundation, sekitar 30 persen penderita kanker mulut memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebih. Dalam konteks ini, seseorang dapat disebut mengonsumsi alkohol berlebih bila jumlah minuman beralkohol yang diminum lebih dari 21 unit per pekan.

"Itu setara dengans ekitar tujuh gelas wine besar atau 11 kaleng lager (bir) dengan kekuatan sedang," jelas Mouth Cancer Foundation, seperti dilansir Express, Selasa (14/1/2023).

Mouth Cancer Foundation mengungkapkan bahwa alkohol dapat membuat lapisan mulut menjadi kering dan lebih berpori. Alkohol yang tersisa di mulut lalu dipecah oleh bakteri menjadi zat kimia pemicu kanker.

Risiko kanker mulut bisa semakin tinggi bila kebiasaan minum alkohol dikombinasikan dengan kebiasaan merokok. Kombinasi ini bisa meningkatkan risiko kanker mulut hingga 30 kali lipat. Hal ini bisa terjadi karena lapisan mulut yang lebih berpori memungkinkan racun tembakau masuk lebih mudah.

"(Asap rokok) mengandung formaldehida, zat kimia beracun yang mirip seperti asetaldehida yang diproduksi saat pemecahan alkohol," lanjut Mouth Cancer Foundation.

 

Mengenal Kanker Mulut

Kanker mulut bisa muncul di area lidah, bagian pipi dalam, langit-langit mulut, gusi, dan juga bibir. Kanker mulut juga dapat muncul di kelenjar yang memproduksi ludah, amandel, serta batang tenggorok.

Salah satu gejala yang muncul akibat kanker mulut adalah sariawan yang terasa nyeri dan tak membaik dalam beberapa pekan. Gejala lainnya adalah benjolan di mulut atau leher yang tak jelas pemicunya dan tak kunjung memudar, gigi yang goyang atau gusi terbuka yang tak menutup setelah pencabutan gigi, rasa kebas atau aneh pada bibir atau lidah yang tak jelas penyebabnya, patch merah atau putih di lapisan dalam mulut atau lidah, serta perubahan dalam cara bicara, seperti cadel.

"Dianjurkan untuk ke dokter umum atau dokter gigi bila gejala-gejala ini tak membaik dalam tiga pekan, khususnya bila Anda minum Alkohol," ujar National Health Service.

Kanker mulut memiliki peluang kesembuhan total yang besar bila ditemukan dalam stadium dini. Peluang kesembuhan ini dapat ditemukan pada sembilan dari 10 kasus.

Selain kebiasaan minum alkohol dan merokok, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker mulut. Salah satunya adalah infeksi human papilloma virus (HPV).

Ada lebih dari 100 macam HPV yang berbeda. Virus-virus ini bisa ditularkan melalui berbagai kontak seksual. Infeksi HPV umumnya bisa diatasi oleh imun tubuh tanpa pengobatan. Namun pada sebagian orang, infeksi HPV bisa memicu masalah yang lebih serius, seperti kanker mulut, kanker serviks, kanker anus, dan kanker penis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler