Peternak Ayam Terlilit Utang Rp 74,7 Miliar dengan Perusahaan Integrator
Kondisi usaha peternakan sedang menurun sehingga belum mampu bayar hutang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah peternak ayam broiler sedang menghadapi sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU akibat terlilit utang dengan empat perusahaan integrator perunggasan.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/1/2023). Ia menuturkan, para peternak yang terlilit utang telah melakukan audiensi kepada Ombudsman untuk bisa mendapatkan solusi atas masalah yang telah dihadapi.
"Sejumlah peternak tengah menghadapi sidang PKPU karena memiliki utang ke perusahaan, dan perusahaan memilih sidang tata niaga untuk mencari solusi penagihan utang-utang. Lalu peternak ke Ombudsman untuk meminta semacam solusi karena menghadapi sidang PKPU membuat stres," kata Yeka.
Yeka mengatakan, Ombudsman telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan untuk bekerja sama membuat program perlindungan peternak yang bakal menjadi rujukan kebijakan. Salah satunya yakni membuat skema penyelesaian utang yang dihadapi peternak.
Selain itu, pihaknya juga telah memanggil empat perusahaan integrator. Yakni PT Cargill Indonesia, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Farmsco Feed dan PT Gold Coin Indonesia. "Dari empat perusahaan, yang hadir tiga perusahaan kami apresiasi dan yang tidak hadir Gold Coin," katanya.
Ke depan, Ombudsman juga bakal melakukan investigasi lanjutan ihwal masalah yang terjadi dan segera merumuskan tindakan korektif sebagai rekomendasi kepada para pihak terkait.
Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Sugeng Wahyudi, menuturkan, kondisi usaha peternakan yang tidak bagus menyebabkan peternak dalam kondisi yang belum mampu membayar utang.
"Berdasarkan arahan Kementan dan Ombudsman akan ada semacam skema terkait pembayaran kewajiban, karena bagaimanapun itu (utang) harus segera diselesaikan," kata dia.
Sebelumnya, puluhan peternak ayam broiler yang tergabung dalam Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) menggelar aksi demonstrasi di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Selasa (10/1/2023).
Ketua KPUN, Alvino Antonio, mengatakan, harga ayam hidup di kandang kembali turun sejak libur Natal dan Tahun Baru lalu.
Dari acuan harga ayam sebesar Rp 21 ribu per kg hingga Rp 23 ribu per kg, harga yang diterima peternak anjlok bahkan menyentuh Rp 15 ribu per kg, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Sementara di Jawa Barat, rata-rata harga hanya sekitar Rp 18 ribu per kg. Adapun, biaya produksi ayam saat ini sudah berada pada kisaran Rp 19.500 per kg hingga Rp 20.500 per kg.
Ia juga mengklaim, kerugian para peternak rakyat ditaksir mencapai Rp 3,2 triliun selama 2022 akibat harga yang anjlok di bawah biaya produksi.
"Kerugian kami selama 2022 karena harga ayam di kandang turun itu mencapai Rp 3,2 triliun. Itu akumulasi peternak mandiri se-nasional," ujarnya.