Beda Kisah Serial Killer Ryan Jombang dan Pembunuhan Berantai Bekasi

Jumlah korban pembunuhan Ryan Jombang mencapai 11 orang.

ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah petugas Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri mengambil sampel dari rumah tempat kejadian lima orang yang diduga keracunan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). Menurut polisi pengambilan sampel dari rumah tersebut dilakukan setelah jumlah korban meninggal akibat keracunan bertambah menjadi tiga dan dua korban lainnya masih dalam perawatan di rumah sakit
Rep: Ali Mansur/Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, -- Kasus pembunuhan berantai di Bekasi bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia. Pada 2008, penyidik berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan Very Idham Henyansyah atau akbar dipanggil Ryan. Tak tanggung tanggung, jumlah korban mencapai 11 orang. 

Baca Juga


Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam keterangan persnya pada Kamis (19/1/2022) lalu, bahkan kembali menyebut nama Ryan. Menurut Kapolda, kasus di Bekasi ini mirip dengan Ryan. Kesamaan itu terlihat dari modus operandi intimated related dan korban diajak ke rumah. 

Namun, menurut catatan Republika.co.id, ada perbedaan mendasar antara kasus Ryan Jombang dan pembunuhan di Bekasi. Faktor pembeda yang utama dari sisi motif. Pembunuhan Ryan bermotif asmara atau kecemburuan pasangan sesama jenis. 

Di antaranya, Ryan merasa cemburu dengan korban yang pernah mengajak pasangan sesama jenisnya untuk melakukan hubungan badan. Ryan menguburkan jasad para korban di belakang rumah orang tuanya di Jatiwaes, Jombang, Jawa Timur. 

Sebaliknya, motif kasus pembunuhan di Bekasi adalah perkara untuk menutupi jejak kejahatan lainnya yang lebih besar. Korban yang diracun oleh para pelaku di Bekasi diketahui mengetahui rahasia pembunuhan enam korban lainnya.

 

Motif pembunuhan enam korban itu diduga terkait praktik kedukunan atau pesugihan. Dua di antaranya merupakan tenaga kerja wanita (TKW). Petugas juga menemukan seorang balita yang ikut jadi korban pembunuhan. 

Fadil Imran menyatakan, jumlah korban tewas sembilan orang. Di Bekasi, ada tiga orang, di Cianjur empat kerangka ditemukan, satu masih dalam pencarian. Sementara di TKP Garut, satu orang. 

Sejauh ini penyidik telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yaitu Wowon Erawan alias Aki (60 tahun), Solihin alias Duloh, dan M Dese Solehudin. Ketiganya masih memiliki kaitan keluarga dengan korban di Bekasi.

Wowon adalah suami Maemunah (40) dan ayah kandung NR (5). Dua korban lainnya, Ridwan Abdul Muiz (23) dan Muhammad Riswandi (17) merupakan anak Maemunah dengan mantan suaminya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler