Biden Telepon Netanyahu Kutuk Penembakan di Sinagoge Yerusalem

Penembakan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan kekerasan.

AP Photo/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden mendengarkan pertanyaan dari seorang reporter setelah berbicara tentang Ukraina dari Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, Rabu, 25 Januari 2023. Biden Telepon Netanyahu Kutuk Serangan Teror di Sinagoge Yerusalem
Rep: Fergi Nadira Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (27/1/2023) waktu setempat. Biden mengutuk apa yang disebutnya serangan teror mengerikan di luar sinagoge Yerusalem yang menewaskan tujuh orang.

Baca Juga


"Presiden menjelaskan ini adalah serangan terhadap dunia yang beradab," kata pernyataan Gedung Putih, dilansir Times of Israel, Sabtu (28/1/2023).

Dalam teleponnya kepada Netanyahu, Biden juga menekankan komitmen kuat AS untuk keamanan Israel. Biden menawarkan dukungan kepada pemerintah Israel dan setelah serangan itu.

"Presiden menekankan komitmen kuat AS untuk keamanan Israel, dan setuju bahwa timnya akan tetap berhubungan dengan rekan-rekan Israel mereka,” kata Gedung Putih.

Sementara itu, belum ada pernyataan langsung atas telepon tersebut dari Kantor Perdana Menteri Israel. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS mengutuk sekeras-kerasnya serangan di sinagoge tersebut.

"Kami berduka atas mereka yang tewas dalam serangan itu, dan kami turut berduka cita untuk mereka yang terluka, termasuk anak-anak. Gagasan tentang orang yang menjadi sasaran saat mereka meninggalkan rumah ibadah sangat menjijikkan," kata Blinken.

Duta Besar AS untuk Israel Thomas Nides juga mengecam penembakan itu. Ia mengungkapkan keterkejutan dan rasa jijik pada tindakan kekerasan yang mengerikan.

Selain pernyataan dari AS, kecaman atas serangan Jumat dan ekspresi dukungan untuk Israel mengalir setelah pembantaian tersebut. Pejabat PBB, Uni Emirat Arab, Turki dan setidaknya 10 negara Eropa mengeluarkan pernyataan setelah serangan itu.

Insiden penembakan massal di sinagoge terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan kekerasan antara Israel dan Palestina. Penembakan itu terjadi sehari setelah sembilan warga Palestina tewas dalam serangan Pasukan Pertahanan Israel di kota Jenin, Tepi Barat.

Israel Defense Force (IDF) mengatakan menargetkan sel teror untuk mencegah serangan yang akan segera terjadi. Sebagian besar yang tewas adalah anggota sel atau orang bersenjata, meskipun setidaknya satu warga sipil tewas.

Otoritas Palestina mengatakan memutuskan hubungan keamanan dengan Israel sebagai tanggapan atas insiden Jenin pada Kamis pagi. Kamis malamnya terjadi tembakan roket dari kelompok Palestina di Gaza dan serangan udara pembalasan Israel.

Kedua belah pihak tampaknya berniat menghindari eskalasi perang skala penuh. AS juga bekerja untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina setelah serangan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler