Tak Mempan Lawan Varian Kraken, FDA Cabut Izin Obat Antibodi Covid-19 AstraZeneca

Evusheld, obat antibodi Covid-19 AstraZeneca, dapat persetujuan FDA pada akhir 2021.

AP
Evusheld, obat antibodi Covid-19 buatan AstraZeneca, sempat mendapat persetujuan dari FDA.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mencabut otoritasi penggunaan darurat untuk obat antibodi Covid-19 buatan AstraZeneca, Evusheld. Langkah tersebut dilakukan karena pengobatan Evusheld diperkirakan tidak mampu menetralkan subvarian omicron XBB.1.5 alias varian kraken.

Pembatasan penggunaan Evusheld dimulai pada awal bulan ini. Kabar pembatasan ini membuat saham AstraZeneca turun 1,31 persen menjadi 65,75 dolar AS.

Sejak Desember 2022, subvarian Omicron XBB.1.5 telah menyebar dengan cepat. Menurut data pemerintah, hampir setengah dari semua kasus Covid-19 di AS pekan lalu adalah varian XBB.1.5.

Dilansir NBC, Ahad (29/1/2023), keputusan FDA memengaruhi kekhawatiran yang diangkat oleh regulator kesehatan Eropa tentang keefektifan antibodi monoklonal seperti Evushheld terhadap varian yang lebih baru. AstraZeneca mengatakan telah diberi tahu bahwa FDA akan memutuskan untuk mencabut otorisasi penggunaan Evusheld jika prevalensi varian resisten di AS menurun hingga 90 persen atau kurang secara berkelanjutan.

Baca Juga


Pembuat obat berencana terus berbagi data yang relevan dengan FDA dan otoritas kesehatan lainnya terkait varian Evusheld dan SARS-CoV-2. Antibodi monoklonal bekerja dengan mengikat protein lonjakan pada permukaan virus SARS-CoV-2, tetapi virus telah berevolusi.

Ini menyebabkan perubahan pada protein ini dan memengaruhi cara kerja antibodi. Pada November 2023, regulator kesehatan AS juga menarik otorisasi penggunaan darurat untuk bebtelovimab obat Covid-19 Eli Lilly dengan alasan serupa.

Evusheld pertama kali disahkan pada akhir 2021 oleh FDA untuk mencegah Covid-19 pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah atau riwayat efek samping yang parah dari vaksin virus corona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler