KTT Ukraina-Uni Eropa akan Digelar di Kiev

KTT itu digelar ketika pertempuran dengan Rusia masih berlangsung.

AP/Ludovic Marin/AFP POOL
Kanselir Jerman Olaf Scholz, kiri, berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, saat Presiden Prancis Emmanuel Macron, tengah, melihat sebelum pertemuan di Kyiv, Kamis, 16 Juni 2022.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ukraina-Uni Eropa akan digelar di Kiev pada Jumat (3/1/2023) mendatang. KTT itu digelar ketika pertempuran dengan Rusia masih berlangsung.

Baca Juga


“KTT Ukraina-Uni Eropa akan digelar di Kiev pada 3 Februari,” kata Shmygal dalam pertemuan pemerintah pada Selasa (31/1/2023).

Dia mengungkapkan, KTT tersebut sangar penting bagi upaya Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. “Fakta bahwa KTT ini digelar di Kiev adalah sinyal kuat bagi mitra dan musuh,” ujarnya.

Shmygal mengatakan, sebelum KTT digelar, pada Kamis (2/1/2023), terdapat agenda kegiatan penting lainnya, yakni konsultasi antara perwakilan Pemerintah Ukraina dan Komisi Eropa. Dia menyebut, kegiatan itu merupakan yang perdana dalam sejarah Ukraina.

Menurut Shmygal, fakta bahwa KTT Ukraina-Uni Eropa diselenggarakan pada masa perang, dimaksudkan untuk menunjukkan pada Rusia bahwa upaya mereka menabur perselisihan di antara sekutu Barat dan berusaha mencegat Kiev bergabung dengan Uni Eropa adalah tindakan sia-sia. Belum ada detail keterangan tentang siapa saja pejabat Uni Eropa yang bakal berpartisipasi dalam KTT di Kiev.

Pada Juni tahun lalu, para pemimpin negara anggota Uni Eropa secara resmi memberikan status kandidat anggota kepada Ukraina. Keputusan itu dinilai merupakan langkah geopolitik yang berani sekaligus bersejarah.

"Rakyat Ukraina milik keluarga Eropa. Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa. Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, 23 Juni 2022 lalu.

Pada April 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi menyerahkan kuesioner lengkap tentang keanggotaan di Uni Eropa kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas. Kala itu, Zelensky mengatakan, Ukraina bisa memperoleh status kandidat dalam beberapa pekan mendatang.

“Hari ini adalah salah satu tahapan bagi negara kami untuk bergabung dengan Uni Eropa, aspirasi yang diusahakan dan diperjuangkan rakyat kami,” kata Zelensky pada 18 April 2022 lalu.

Zelensky yakin, Ukraina akan mendapatkan dukungan dan menjadi kandidat untuk aksesi. “Setelah itu, berikutnya, tahap final akan dimulai. Kami yakin prosedur ini bakal berlangsung dalam beberapa pekan mendatang dan itu akan positif bagi sejarah rakyat kami, mengingat harga yang harus dibayar di jalan menuju kemerdekaan serta demokrasi,” ucapnya. 

Kendati demikian, pada Mei 2022, Menteri Prancis untuk Urusan Eropa Clement Beaune mengatakan, proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa bisa memakan waktu cukup lama. Dia memperkirakan, hal itu bisa berlangsung antara 15 hingga 20 tahun.

“Kita harus jujur. Jika Anda mengatakan Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa dalam enam bulan atau satu-dua tahun, Anda berbohong. Mungkin dalam 15 atau 20 tahun, dibutuhkan waktu yang lama,” kata Beaune kepada Radio J, 22 Mei lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler