Sering Pakai Obat Kumur Bisa Picu Hipertensi, Zat Kimia Ini Biang Keladinya
Peneliti mengungkap hubungan potensial antara obat kumur dengan hipertensi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hipertensi adalah salah satu faktor risiko kematian dini dan kecacatan yang paling dapat dicegah di dunia, namun tetap memiliki dampak yang tak terukur. Beberapa penelitian memaparkan penyebabnya, seperti komponen antiseptik dari obat kumur tertentu yang berkaitan dengan peningkatan tekanan darah.
Pada 2020, sebuah studi observasional yang diterbitkan dalam jurnal Blood Pressur, menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur yang terlalu sering dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada sampel orang yang obesitas dan berusia antara 40 hingga 65 tahun.
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan hubungan potensial antara obat kumur yang dijual bebas dengan penyebab hipertensi. Ada 1.028 peserta dinilai melalui paparan primer penggunaan obat kumur dua kali sehari atau lebih. Hasil menunjukkan bahwa 12 persen peserta mengembangkan hipertensi selama masa penelitian.
"Orang yang menggunakan obat kumur dua kali sehari atau lebih memiliki insiden hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang jarang atau tidak pernah menggunakan obat kumur," kata para peneliti dalam studi tersebut, dilansir laman Express, Rabu (1/2/2023).
Publikasi sebelumnya oleh kelompok penelitian yang sama juga menyoroti potensi dampak sistemik dari penggunaan obat kumur yang terlalu sering. Menurut temuan sebelumnya, penggunaan obat kumur dua kali atau lebih setiap hari dikaitkan dengan 55 persen peningkatan risiko hipertensi dan diabetes dalam periode tiga tahun.
Dalam uji coba yang lebih pendek sebelumnya telah ditunjukkan bahwa obat kumur antibakteri menghabiskan bakteri pereduksi nitrat oral dalam tubuh sehingga menghambat efek oksida nitrat pada tubuh. Oksida nitrat diproduksi oleh hampir semua sel manusia, dan merupakan salah satu molekul paling penting untuk kesehatan pembuluh darah.
Oksida nitrat bertindak sebagai vasodilator, yang berarti melemaskan lapisan dalam pembuluh darah dan menyebabkannya melebar. Dengan cara ini, pembuluh darah mampu menampung volume darah yang lebih banyak, yang meningkatkan aliran oksigen dan menurunkan tekanan darah.
Ketika bioavailabilitas oksida nitrat habis, ini juga meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang juga terkait dengan timbulnya hipertensi. Penelitian sebelumnya menunjukkan antiseptik dan disinfektan yang digunakan dalam obat kumur, yaitu chlorhexidine, kemungkinan juga bertanggung jawab atas efek merusak pembuluh darah.
Chlorhexidine adalah resep obat kumur yang mengurangi bakteri di mulut. Namun, perlu diingat bahwa studi observasi ini hanya menunjukkan hubungan sebab-akibat sehingga percobaan lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasinyai.
"Studi ini menunjukkan bahwa gangguan mikroflora mulut oleh obat kumur antibakteri, mungkin memiliki efek kesehatan yang merugikan dengan menurunkan bioavailabilitas oksida nitrat," kata penulis penelitian menyimpulkan.