Alasan Mengapa Imam Al Ghazali Peringatkan Muslim Waspada Terhadap Nafsu Jahat?

Nafsu adalah laksana musuh dalam selimut yang menyerang siapapun

Thoudy Badai/Republika
Berdoa meminta perlindungan dari nafsu buruk. Nafsu adalah laksana musuh dalam selimut yang menyerang siapapun
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam Kitab Minhaj al-Abidin mengingatkan para penempuh jalan ibadah akan bahaya nafsu. Nafsu laksana musuh yang bersembunyi di dalam diri kita sendiri, sehingga sulit mengatasi musuh semacam ini. 

Baca Juga


Imam Al-Ghazali mengingatkan, wahai para penempuh jalan ibadah, berhati-hatilah terhadap nafsu yang senantiasa mengajak kamu kepada segala bentuk keburukan. 

Nafsu musuh paling berbahaya bagi kamu. Karena bencana yang diakibatkan oleh nafsu akan sangat menyulitkan kamu, namun cara mengatasi nafsu sangat berat karena penyakit yang ditimbulkan oleh nafsu sangat parah dan obatnya sulit didapat.

Nafsu sulit diatasi, karena nafsu seperti pencuri dan perampok di dalam rumah kita sendiri. Tentu sangat berat melindungi diri kita dari musuh yang seperti itu, yakni yang bersembunyi dalam diri kita sendiri.

Seorang penyair berkata, "Nafsuku selalu mengajak kepada yang membahayakanku, memperparah luka dan sakitku, bagaimana bisa aku melindungi diri dari musuhku yang bersembunyi di antara tulang rusukku."

Nafsu juga merupakan musuh yang dicintai. Manusia umumnya menutup matanya terhadap aib yang terdapat dalam diri orang yang ia cintai.

Jika manusia memandang positif dorongan nafsunya yang buruk dan hampir tidak melihat aib padanya, padahal nafsu itu sangat memusuhinya dan berbahaya, maka ia akan terjerumus dalam bahaya dan kebinasaan tanpa ia sadari. Kecuali jika Allah menjaga dengan anugerah dan pengawasan-Nya, serta berkat rahmat dari-Nya.

Imam Al Ghazali mengingatkan, wahai para ahli ibadah, renungkanlah satu hal penting ini. Jika kamu perhatikan dengan seksama, maka kamu akan menemukan bahwa asal dari setiap fitnah, kerusakan, kehinaan, kebinasaan, dosa, dan cacat yang terjadi pada diri manusia sejak manusia pertama hingga hari kiamat adalah berasal dari nafsu.

Iblis adalah yang pertama kali melakukan kemaksiatan terhadap Allah SWT. Iblis menolak perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Nabi Adam Alaihissalam. Penolakan iblis itu lahir dari hawa nafsu yang sombong dan iri kepada Nabi Adam.

Akibatnya iblis tercampak ke dalam lautan kesesatan setelah sebelumnya rajin beribadah selama 80 ribu tahun. Ini terjadi pada saat belum diciptakan dunia dan makhluk yang akan mendiaminya.

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Jelas, ketidaktaatan iblis kepada Allah SWT timbul dari hawa nafsunya yang penuh kesombongan dan kedengkian.

Nabi Adam dan ibu Hawa berbuat dosa karena pengaruh nafsu, iblis membujuknya untuk memakan buah terlarang agar bisa hidup kekal di surga. 

Kemudian anaknya Qabil membunuh Habil karena nafsu atau rasa iri dan dengki. Artinya, kamu tidak menemukan fitnah, kebobrokan, kesesatan dan kemaksiatan yang menimpa manusia, kecuali karena hawa nafsu yang menjadi biang keladinya. 

Jika bukan karena nafsu, manusia akan selamat dan berada dalam kebaikan. Hal ini dijelaskan Imam Al Ghazali dalam Kitab Minhaj al-Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler