AS Janji Bela Negara Baltik yang Berbatasan dengan Rusia

AS akan mempertahankan kehadiran militernya di wilayah Baltik.

Andrew Vaughan/The Canadian Press via AP
Menteri Pertahanan A.S. Lloyd J. Austin III mengatakan, negaranya siap membela negara-negara Baltik Estonia, Latvia, dan Lituania jika diperlukan. Washington pun akan mempertahankan kehadiran militernya di wilayah tersebut.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, negaranya siap membela negara-negara Baltik Estonia, Latvia, dan Lituania jika diperlukan. Washington pun akan mempertahankan kehadiran militernya di wilayah tersebut.


"Kami berkomitmen pada Pasal 5, Anda bisa bertaruh untuk itu", kata Austin mengacu pada persyaratan dalam Piagam NATO bahwa setiap anggota aliansi saling membela jika mereka diserang.

Berbicara di Tallinn setelah pembicaraan dengan para pemimpin Estonia, Austin mengatakan, AS akan terus mempertahankan kehadiran militer yang berkelanjutan dan bergilir di wilayah tersebut. "AS tetap teguh berkomitmen pada kebebasan dan kedaulatan sekutu Baltik kami," katanya.

Sebanyak tiga Negara Baltik, tetangga Rusia dan sekutunya Belarusia, pernah diperintah Rusia tetapi sekarang menjadi bagian dari NATO dan Uni Eropa. Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan negaranya bekerja untuk mencegah menjadi sasaran serang jika Rusia tidak dihentikan di Ukraina.

"Pencegahan adalah satu kata kunci di sini. Inilah mengapa NATO membuat rencana pertahanan regional baru yang diharapkan akan disetujui dalam KTT NATO Vilnius pada bulan Juli", kata menteri tersebut.

Sejak 2019, AS telah mengerahkan kelompok bergilir yang terdiri dari sekitar 500 tentara dan peralatan di Lituania. Pada Desember tahun lalu, Washington mengumumkan peleton sistem roket artileri HIMARS dan kompi infanteri di Tallinn.

NATO telah mengerahkan tiga batalyon multinasional di masing-masing negara Baltik sejak 2017. Kehadiran berkelanjutan dari tentara bergilir untuk melayani pasukan tanggapan yang lebih besar jika Rusia menyerang wilayah NATO. Jerman telah menjanjikan bala bantuan dalam 10 hari jika ada ancaman invasi.

Austin juga menegaskan kembali bahwa AS akan mendukung Ukraina dengan peralatan militer. Dia memperkirakan Rusia akan terus kehilangan banyak personel militernya yang"tidak lengkap dan kurang terlatih.

"Pertarungan ini akan terus berkembang, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa, bekerja sama, untuk memastikan bahwa kami memberi mereka sarana untuk sukses", kata Austin.

"Dalam hal apakah kami bisa mendapatkan peralatan di sana tepat waktu atau tidak, ini adalah sesuatu yang kami kerjakan setiap hari," ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler