Bukti Isra Miraj adalah Perjalanan Fisik

Seandainya perjalanan Nabi adalah mimpi, Allah tidak akan menyebutnya dalam Alquran.

Pixabay
Ilustrasi Isra Miraj. Bukti Isra Miraj adalah Perjalanan Fisik
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Komite Fatwa Al-Azhar Syekh Atiyyah Saqr mengatakan mayoritas ahli hukum, ahli hadits, dan filosof Muslim sepakat Isra Miraj dilakukan oleh Rasulullah itu adalah perjalanan fisik dan ruhiyah.

Berikut empat bukti Isra Miraj adalah perjalanan fisik.

Pertama, sesuai dengan firman Allah SWT Al-Israa 17 ayat 1

Baca Juga



 سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Dalam ayat diatas, kata hamba Nya بِعَبْدِهِ sama dengan kata yang ada di dalam Al Alaq ayat 9-10 عَبْدًا dan Al Jinn ayat 19, عَبْدُ اللَّهِ

أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَىٰ.
عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰ

Tahukah kamu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika dia melaksanakan salat?

Al-Jinn Ayat 19

وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا

Sesungguhnya ketika hamba Allah (Nabi Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya.

Dalam kedua ayat ini mengacu pada orang yang bersangkutan secara utuh, jiwa dan raga.

Kedua , jika perjalanan Isra Miraj hanya dalam jiwa saja, itu tidak akan dianggap sebagai keajaiban. Itu akan menjadi mimpi biasa. Saat tidur, banyak orang mengunjungi tempat-tempat terpencil dan melihat hal-hal luar biasa tanpa bergerak sedikit pun dari tempat mereka berada, dan tidak ada yang luar biasa bagi orang lain.

Seandainya perjalanan Nabi adalah mimpi, Allah SWT tidak akan menyebutkannya dalam Alquran dalam istilah yang menyatakan itu sebagai keajaiban dan kejadian luar biasa.

Ketiga, Allah SWT berfirman tentang perjalanan Isra Miraj dalam Al Israa ayat 60,

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ ۚ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ ۚ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا

(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru'yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Alquran. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

"Perjalanan tidak akan menjadi ujian kecuali jika itu dalam tubuh dan jiwa. Seandainya itu hanya dalam jiwa, tidak akan ada cobaan atau sesuatu yang luar biasa tentangnya," ujar Syekh Saqr.

Selain itu, ketika orang-orang kafir mengetahui tentang Isra Miraj, mereka bertanya-tanya bagaimana Nabi dapat melakukannya dalam satu malam, ketika mereka hanya dapat melakukan perjalanan serupa dalam sebulan.

Keempat, Allah SWT yang menjadikan Nabi-Nya melakukan perjalanan itu, dan tentu saja, tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT untuk melakukannya. Dia Yang Mahakuasa mampu melakukan segala sesuatu.

Oleh karena itu, tidak ada yang mengajak kita untuk meragukan terjadinya perjalanan baik jiwa maupun raga. Mereka yang mengatakan perjalanan itu ada dalam jiwa hanya mengutip sebagai bukti pandangan mereka ayat Alquran ayat diatas, Mereka percaya penglihatan (ru'yah) di sini mengacu pada mimpi, bukan penglihatan yang sebenarnya.

Namun, pendapat ini tidak sepenuhnya dapat dipertahankan karena ru'ya secara leksikal, juga mengacu pada melihat dengan mata. Selain itu, menurut Al-Bukhari, Ibnu Abbas  berkata, mengomentari ayat tersebut, "Pemandangan yang diperlihatkan Nabi pada Perjalanan Malam ketika dia dibawa ke Yerusalem adalah pemandangan nyata, (bukan mimpi).”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler