Orang yang Paling Berbahagia Kelak di Akhirat dengan Syafaat Rasulullah SAW, Siapa Mereka?
Syafaat Rasulullah SAW akan diperuntukkan untuk mereka yang tulus mengucap tahlil
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Keberadaan syafaat kelak pada hari kiamat hanya akan dikhususkan kepada umat Muhammad SAW. Namun, di antara umat Muhammad SAW, ada sosok yang paling bahagia dibandingkan. Siapa mereka?
Jawaban atas pertanyaain ini disampaikan Imam Al Qurthubi dalam karyanya At-Tadzkirah bi Ahwal Mauta wa Umur al-Akhirat mengutip dua riwayat hadits tentang sosok yang paling berbahagia kelak di akhirat yaitu sebagai berikut:
Pertama,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
Dari Abu Hurairah, bahwa dia berkata, “Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya." (HR Bukhari)
Kedua
عن زيد بن أرقم رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قال لااله الا الله مخلصا دخل الجنه . قيل وما اخلاصها قال أن تحجزه عن محارم الله رواه الطبراني وابو نعيم
Dari Zaid bin Arqam RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengucap la ilaha illallah dalam keadaan ikhlas dia masuk surga.” (Kemudian) ada yang mengatakan, “Bagaimana (rupa) keikhlasan itu ?” Rasulullah SAW menjawab, “Mencegah (keikhlasan itu) dari yang haram.” (HR Thabrani dan Abu Naim).