Buah Apel Bisa Bantu Cegah Lonjakan Gula Darah Setelah Makan, Triknya Seperti Ini

Pengidap diabetes kerap kesulitan mengelola kadar gula darah setelah makan.

Antara
Buah apel kaya akan serat dan berkhasiat mencegah gangguan pencernaan. Buah apel juga bisa dikonsumsi pengidap diabetes 30 menit sebelum makan untuk mencegah lonjakan kadar gula darah.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan kadar gula darah setelah makan kerap menjadi permasalahan bagi para pengidap diabetes. Kabar baiknya, menyantap buah apel 30 menit sebelum makan bisa membantu mereka memangkas lonjakan kadar gula darah tersebut.

Manfaat apel dalam menurunkan kadar gula darah ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients pada 2019. Studi tersebut menemukan bahwa konsumsi buah apel sekitar 30 menit sebelum memakan nasi putih bisa menurunkan lonjakan kadar gula darah hingga 50 persen.

Studi ini melibatkan 18 orang wanita muda sebagai partisipan. Selama studi berlangsung, mereka diminta untuk menyantap kombinasi menu sarapan yang berbeda selama 14 hari.

Baca Juga


Kombinasi tersebut adalah hanya menyantap nasi putih, menyantap apel dan nasi putih di saat yang bersamaan (A+R), menyantap apel 30 menit sebelum memakan nasi putih (PA+R), atau minum cairan gula dengan kandungan gula yang sama seperti apel sebelum menyantap nasi putih (PSS+R).

Hasil studi menunjukkan adanya penurunan postprandial glycemic excursion sekitar 50 persen ketika partisipan menerapkan kombinasi PA+R bila dibandingkan dengan menyantap nasi putih saja. Postprandial glycemic excursion atau ekskursi glikemik setelah makan merupakan angka yang menunjukkan perubahan konsentrasi gula darah sebelum dan setelah menyantap makanan.

Menurut studi, konsumsi apel 30 menit sebelum nasi putih tampak menurunkan rerata puncak lonjakan kadar gula darah sebesar 51,4 persen. Sedangkan dalam kurun waktu 240 menit, kombinasi tersebut dapat menurunkan ekskursi glikemik setelah makan sebesar 52 persen.

"Sementara itu, kombinasi PSS+R menunjukkan penurunan puncak lonjakan kadar gula darah dan ekskursi glikemik sebesar 29,7 persen dan 31,6 persen," jelas tim peneliti, seperti dilansir Express, Rabu (22/2/2023).

Ekskursi glikemik yang minimal berperan besar dalam menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan risiko komplikasi-komplikasinya. Oleh karena itu, temuan baru dalam studi ini perlu dikonfirmasi dalam skala yang lebih besar agar bisa diterapkan oleh para penyandang prediabetes dan diabetes.

"Dengan harapan itu bisa menjadi pendekatan makan baru yang murah dan praktis untuk mengelola kadar gula darah setelah makan," lanjut tim peneliti.


Buah Utuh, Bukan Jus Buah

Pengidap diabetes yang ingin mencoba trik baru ini sebaiknya menyantap apel dalam bentuk utuh alih-alih jus. Alasannya, konsumsi apel dalam bentuk jus justru bisa memberikan efek buruk bagi kestabilan kadar gula darah.

Hal ini sempat disoroti dalam sebuah studi yang dipublikasikan di British Medical Journal pada 2003. Studi ini menemukan bahwa konsumsi buah utuh yang lebih banyak, seperti blueberry, anggur, dan apel, berkaitan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Sebaliknya, konsumsi buah dalam bentuk jus yang lebih banyak berkaitan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)



Diabetes UK juga turut memperingatkan risiko diabetes tipe 2 di balik konsumsi jus buah. Menurut Diabetes UK, konsumsi tiga porsi jus buah per pekan bisa meningkatkan risiko diabetes hingga delapan persen.

Mengingat diabetes kerap terabaikan dan tak disadari penderitanya, orang-orang dianjurkan untuk mewaspadai beragam gejala diabetes. Gejala tersebut antara lain merasa sangat haus, berkemih lebih sering khususnya di malam hari, merasa sangat lelah, berat badan dan massa otot menurun tanpa sebab, gatal di sekitar area genital, luka sulit sembuh, dan pandangan kabur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler