Sosiolog Ungkap Pemicu Premanisme di DKI Meningkat
Sosiolog dari UI mengungkap pemicu premanisme di DKI Jakarta meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia Ricardi Adnan membeberkan pemicu terus meningkatnya aksi premanisme di wilayah DKI Jakarta. Hal ini seperti disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang mengakui bahwa kasus premanisme di DKI Jakarta masih terjadi.
Ricardi menilai, beberapa faktor yang mempengaruhi aksi premanisme meningkat yakni karena tren kriminalitas. "Tren kriminalitas senantiasa mengalami peningkatan dalam hal modus dan juga metode," ujar Ricardi melalui pesan singkatnya, Kamis (23/2/2023).
Ricardi melanjutkan, meningkatnya kriminalitas ini juga ditambah dengan tingginya tingkat stres masyarakat yang dipicu karena pandemi Covid-19. Pandemi tidak hanya berdampak pada perekonomian masyarakat tetapi juga kehidupan sosial.
"Kondisi setelah 2 tahun kehidupan sosial terkekang oleh pandemi dan juga ekonomi sulit menyebabkan tingkatan stres menjadi tinggi sehingga orang menjadi nekat," ujarnya.
Sementara, kepatuhan masyarakat terhadap aparat kepolisian yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban saat ini turun karena beberapa kasus di internal lembaga tersebut.
"Menurunnya wibawa penegak hukum (polisi) terkait dengan beberapa kejadian besar akhir-akhir ini khususnya Kanjuruhan dan juga pembunuhan polisi oleh polisi," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jakarta Irjen Pol Fadil Imran memerintahkan Polres di wilayah hukum DKI Jakarta dan sekitarnya untuk menyebarkan nomor telepon darurat. Tujuannya agar memudahkan masyarakat melapor jika terjadi premanisme yang dilakukan penagih utang (debt collector).
"Saya beri arahan, saya minta dibuat call center kalau ada mata elang dan sejenisnya, kalau ada premanisme dan sejenisnya, tolong hubungi," kata Fadil saat ditemui di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (23/2/2023).
Nomor darurat tersebut terhubung langsung ke polres atau polsek terdekat. Dengan adanya nomor telepon tersebut, petugas terdekat bisa langsung datang menangani intimidasi oleh preman dan debt collector.
Tidak hanya itu, Fadil juga mengerahkan seluruh jajaran untuk aktif melakukan patroli guna menindak aktivitas debt collector yang kerap menagih utang dengan cara kekerasan.
Menurut Fadil, aksi premanisme sudah semakin meresahkan lantaran kerap melakukan intimidasi secara verbal maupun fisik kepada masyarakat. Bahkan tidak jarang anggota polisi menjadi korban intimidasi yang dilakukan para preman maupun penagih utang tersebut.