Biosekuriti 3-Zona Dapat Cegah Kasus Flu Burung di Peternakan, Caranya Seperti Apa?
Meskipun penerapannya mudah Biosekuriti 3-Zona membutuhkan komitmen tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu cara untuk mencegah flu burung ialah dengan menerapkan biosekuriti 3-zona di peternakan. Seperti apa caranya?
"FAO dengan Kementerian Pertanian sudah memperkenalkan salah satu konsep atau metode yang murah, mudah, dan efektif, yaitu Biosekuriti 3-zona, di mana kita membagi peternakan dengan tiga zona, ada zona merah, kuning, dan hijau," kata dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada Gunawan Budi Utomo dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Gunawan menjelaskan bahwa yang termasuk zona merah, misalnya, tempat parkir kendaraan atau bagian paling luar dari peternakan. Di zona merah, barang apapun atau orang yang baru datang harus dianggap terkontaminasi virus.
Itu berarti, jika ada karyawan yang baru datang dan ingin masuk kandang, ia harus mengganti alas kaki dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebagai upaya sanitasi awal. Apa perlunya langkah tersebut.
"Karyawan wajib mengganti alas kaki saat di zona merah karena di alas kaki inilah terbukti banyaknya kontaminasi virus-virus dari lapangan," ujar drh Gunawan yang juga merupakan senior Technical Advisor for Value Chain and Antimicrobial Resistance Food and Agriculture Organization Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases Indonesia.
Setelah melewati zona merah, maka karyawan akan memasuki zona kuning. Di sini, mereka wajib mandi dengan air dan sabun lalu ganti baju khusus kandang.
Di zona hijau, karyawan wajib untuk mengganti alas kaki khusus kandang. Pastikan hanya karyawan yang telah menjalani prosedur itu yang boleh masuk ke dalam kandang.
Analoginya, menurut drh Gunawan, peternakan ibarat ruang bedah, di mana sebelum memasuki ruang bedah itu dokter harus mandi, harus desinfeksi, dan harus pakai baju khusus yang steril. Dengan begitu, di ruang operasi tidak ada kontaminasi kepada pasien yang dibedah.
"Dalam hal ini, ayam atau unggas adalah pasien kita, jadi jangan ada virus atau patogen yang bersentuhan dengan ayam itu," ujar drh Gunawan.
Meski mudah, menurut drh Gunawan, penerapan Biosekuriti 3-zona membutuhkan komitmen yang tinggi dari pemilik dan pekerja di peternakan. Ini adalah salah satu kunci keberhasilannya.
Di samping itu, drh Gunawan mengatakan penerapan biosekuriti juga harus diikuti dengan strategi pengendalian flu burung lainnya, seperti vaksinasi. Unggas hidup juga seharusnya hanya dipotong di rumah potong unggas yang memenuhi persyaratan higienitas dari pemerintah.
Selanjutnya, pastikan bahwa pasar menjual produk unggas yang baik dan sehat serta dilengkapi dengan peralatan pendingin yang higienis. Pastikan juga bahwa kendaraan dan peralatan pengangkut unggas selalu dibersihkan dengan baik.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk memilih daging unggas dingin atau beku yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Tingkatkan pula daya tahan tubuh seperti memenuhi asupan nutrisi.
"Jadi strategi ini harus dilakukan secara terpadu sehingga hasilnya bisa lebih maksimal," kata drh Gunawan.