Indonesia Tawarkan Pesawat N212i kepada Jamaika
Pesawat N212i merupakan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Jamaika Nana Yuliana menawarkan pesawat N212i buatan Indonesia kepada Menteri Keamanan Nasional Jamaika Horace Chang di sela-sela acara Diplomatic Week 2023 di Kingston, Jamaika, Kamis (2/3/2023).
Pesawat N212i merupakan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia yang dapat mengangkut penumpang sebanyak 28 orang dan dapat dimanfaatkan untuk mengangkut kargo, evakuasi pasien maupun pengawasan maritim.
"Pesawat N212i ini cocok sekali dengan kondisi geografis Jamaika yang dikelilingi perairan," ujar Nana kepada Chang, dalam siaran pers KBRI Havana yang diterima di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Nana menyampaikan bahwa pesawat tipe itu dapat membantu memperkuat armada Angkatan Udara Jamaika untuk melakukan patroli maritim apalagi secara geografis Jamaika merupakan wilayah kelompok pulau-pulau besar di laut Karibia. "Jenis pesawat N212i telah terjual sebanyak 120 unit terutama untuk Kawasan Asia," ujar Nana.
Menurut Nana, belum ada negara di kawasan Amerika Latin yang membeli pesawat tersebut. Namun, pasar untuk pesawat ini dinilai masih terbuka luas karena Amerika Latin, khususnya di sekitar Laut Karibia terdiri atas negara kepulauan.
Pada kesempatan itu, Nana juga menyampaikan pentingnya kerja sama di bidang kepolisian antara Indonesia dan Jamaika, yang saat ini tengah merampungkan draft MoU Kepolisian. "Geostrategi Jamaika telah dimanfaatkan oleh organisasi kejahatan internasional sebagai perlintasan kargo ilegal, termasuk narkoba dari Amerika Selatan utamanya," ujarnya.
Sementara itu, Chang mengatakan bahwa dia akan berkunjung ke Indonesia tahun ini untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan. Kerja sama tersebut, menurut Chang, sangat diperlukan apalagi Jamaika saat ini sedang bergelut dengan masalah penyelundupan obat. Negara berpenduduk sekitar 3 juta itu juga banyak menghadapi persoalan kekerasan dan pembunuhan.
Indonesia dan Jamaika telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1981. Hubungan antara kedua negara itu ditandai dengan berbagai kerja sama di bidang politik melalui Konsultasi Bilateral yang telah dilaksanakan dua kali.
Diplomatic Week diadakan setiap tahun oleh Kemlu Jamaika pada Februari sebagai upaya mereka menjangkau kalangan diplomatik. Acara tersebut diisi dengan berbagai paparan dari berbagai kementerian dan dibuka oleh Perdana Menteri Jamaika Andre Holness.