Pelaku Industri Modest Fashion Diserukan Tonjolkan Lokalitas

Pelaku industri modest fashion harus punya identitas yang jelas, gaya tersendiri.

Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah busana yang dijajakan di salah satu stan pameran busana muslim pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023 di The Westin Jakarta, Selasa (7/3/2023). Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 150 jenama lokal dengan menampilkan beragam koleksi produk dari perancang dan pengusaha mode Indonesia dengan tujuan mempromosikan produk fesyen nasional yang berlangsung hingga 10 Maret mendatang.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri modest fashion di Indonesia disarankan menonjolkan aspek lokalitas saat bersaing di ranah global. Hal itu disampaikan desainer Ali Charisma yang juga menjabat sebagai National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC).

"Harus punya identitas yang jelas. Jangan pakai gaya Eropa untuk menyaingi Eropa, tapi kita memiliki gaya tersendiri. Identitas keaslian itu perlu didorong, karena keren itu harus bisa jadi diri sendiri," kata Ali pada pembukaan MUFFEST+ 2023, Selasa (7/3/2023).

Ali mencontohkan, busana modest fashion bisa dikombinasikan dengan sarung khas Indonesia. Ada pula berbagai wastra atau kain tradisional Indonesia yang sangat cantik dan bisa dikreasikan menjadi berbagai busana modest fashion yang santun.

Baca Juga


Pengunjung memilah busana yang dijajakan di salah satu stan pameran busana muslim pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023 di The Westin Jakarta, Selasa (7/3/2023). Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 150 jenama lokal dengan menampilkan beragam koleksi produk dari perancang dan pengusaha mode Indonesia dengan tujuan mempromosikan produk fashion nasional yang berlangsung hingga 10 Maret mendatang. - (Republika/Thoudy Badai)


Deretan busana dengan gaya demikian telah ditampilkan di ajang mode tahunan Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023. Tahun ini, MUFFEST+ melibatkan 200 desainer dan 150 jenama, sekaligus menjadi penjembatan menuju ajang serupa dengan skala lebih besar, yakni Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST).

Ali menyampaikan, MUFFEST+ yang sudah diselenggarakan kedelapan kalinya ingin terus memajukan industri modest fashion Tanah Air. Dia berharap para pelaku industri tersebut kian terarah. Utamanya, mengusung konsep keberlanjutan dalam menghasilkan produk mode, alih-alih mendukung fast fashion.

"Kami ingin membantu mendampingi rekan-rekan (pelaku industri modest fashion) supaya kualitas karyanya lebih baik, prosesnya ethical, dan cocok konsepnya dengan syariah," tutur Ali.

Pada kesempatan sama, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman, mengapresiasi pelaksanaan MUFFEST+. Dengan perkembangan yang ada, Hanung optimistis dengan target bahwa Indonesia bisa menjadi pusat modest fashion dunia.

Hanung mengutip sebuah prediksi bahwa 2025 mendatang pangsa pasar industri modest fashion dunia akan mencapai 375 miliar dolar AS. Ekspektasi Hanung, pangsa pasar tersebut bisa dinikmati dan didominasi oleh pelaku industri modest fashion di Indonesia. Karena itu, para stakeholder diimbau meningkatkan kualitas desainnya, juga pemakaian wastra.

"Kalau mau unggul, bermain di tempat yang kita kuasai. Pakai wastra nasional, jangan produk desain western. Kita gunakan lokal jadi kekuatan kita," ujar Hanung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler