Polisi Dalami Motif Penembakan di Gereja Saksi Yehuwa Hamburg

Investigasi terhadap motif di balik penembakan di gereja Hamburg itu terus berlanjut

AP/John Thys/Pool AFP
Kanselir Jerman, Olaf Scholz menyebut penembakan di sebuah gereja Saksi Yehuwa di Hamburg sebagai tindakan kekerasan yang brutal.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman pada Jumat (10/3/2023) mendalami motif penembakan di sebuah gereja Saksi Yehuwa di Hamburg. Polisi menolak mengatakan berapa banyak orang yang tewas dalam serangan pada Kamis (9/3/2023) malam itu, tetapi pelaku penembakan diyakini termasuk di antara korban tewas.

"Kami menduga ada satu pelaku. Investigasi terhadap motif di balik kejahatan itu terus berlanjut," ujar pernyataan polisi.

Surat kabar Bild melaporkan, tujuh orang tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam penembakan tersebut. Beberapa orang juga mengalami luka parah. Sejauh ini polisi belum merilis rincian tersangka. Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser mengatakan, pihak berwenang sedang bekerja untuk menyelidiki kejahatan tersebut. Sementara Kanselir Jerman, Olaf Scholz menyebut serangan itu sebagai tindakan kekerasan yang brutal.

Jerman memiliki beberapa aturan kepemilikan senjata paling ketat di Eropa. Feaser mengatakan, akhir tahun lalu pemerintah berencana untuk memperketat undang-undang senjata setelah dugaan plot oleh kelompok sayap kanan untuk menggulingkan negara dengan kekerasan.

Gereja Saksi Yehuwa menyampaikan simpati kepada para korban, keluarga dan saksi mata yang trauma dengan serangan itu. "Para pendeta melakukan yang terbaik untuk mendukung mereka di saat yang sulit ini. Kami berdoa untuk semua yang terkena dampak dan mendoakan mereka kekuatan dari Tuhan yang memberikan penghiburan," ujar pernyataan gereja.

Setelah serangan itu, penduduk di distrik Alsterdorf menerima peringatan di ponsel mereka tentang situasi yang mengancam jiwa dan daerah itu ditutup. Tayangan televisi menunjukkan puluhan mobil polisi serta pemadam kebakaran memblokir jalan-jalan dan beberapa orang dengan terbungkus selimut, dibawa oleh petugas layanan darurat ke dalam bus.

"Kami mendengar tembakan. Ada 12 tembakan terus menerus. Kemudian kami melihat bagaimana orang dibawa pergi dengan tas hitam," ujar seorang saksi.

Polisi tiba di tempat kejadian dan menemukan beberapa orang terluka parah dan beberapa tewas. "Kemudian mereka mendengar tembakan dari atas, mereka naik ke atas dan menemukan satu orang lagi," kata seorang juru bicara polisi.

Jerman telah diguncang oleh sejumlah penembakan dalam beberapa tahun terakhir.  Pada Februari 2020, seorang pria bersenjata yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan menembak mati sembilan orang, termasuk migran dari Turki di Kota Hanau. Pelaku kemudian bunuh diri dan dan membunuh ibunya. Pada Oktober 2019, seorang pria bersenjata membunuh dua orang ketika melepaskan tembakan di luar sinagoga di Kota Halle pada hari suci Yahudi, Yom Kippur.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler