Akur dengan Saudi, Kurs Rial Iran Langsung Perkasa

Nilai tukar rial Iran terhadap dolar AS menguat signifikan.

Luo Xiaoguang/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Nilai tukar rial Iran terhadap dolar AS menguat signifikan setelah Iran menurunkan ketegangan dengan Arab Saudi dan sepakat melanjutkan hubungan diplomatik. Rial Iran naik 6 persen seiring adanya prospek hubungan yang lebih baik di kawasan.

Baca Juga


Pada Jumat (10/3/2023), Iran dan Saudi bersepakat membangun kembali hubungan setelah bertahun-tahun menimbulkan ketegangan. Hubungan Iran dan Saudi yang buruk telah memperkeruh stabilitas dan keamanan di Kawasan Teluk serta mendorong konflik dari Yaman hingga Suriah.

Dikutip dari Reuters, pada Sabtu (11/3/2023), rial Iran diperdagangkan di level 447.000 terhadap dolar AS dalam pasar bebas yang tidak resmi. Angka itu menguat drastis dibandingkan 477.000 rial per dolar AS pada Jumat (10/3/2023).  

Rial sempat anjlok ke level terendahnya dalam sejarah yakni mencapai 601.500 rial per dolar AS pada Februari 2023. Angka itu membaik pada Maret 2023, seiring adanya keringanan terhadap program nuklir Iran. 

Dialog antara Iran dan kekuatan dunia dalam program nuklir Teheran mengalami hambatan sejak September tahun lalu. Hal ini telah memberikan prospek buruk terhadap ekonomi Iran. 

Terlebih lagi, Iran mengalami inflasi tinggi yang mencapai 50 persen secara tahunan. Warga Iran dikabarkan berupaya menjaga nilai aset dengan membeli valas dan emas. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler