Harga Garam Meroket, Lebih Mahal Ketimbang Gabah
harga garam krosok di tingkat pedagang kini sudah mencapai Rp 5.500 per kilogram.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga garam krosok di tingkat pedagang di Kabupaten Indramayu, semakin meroket. Pasokan garam pun saat ini berasal dari luar daerah Indramayu.
Seperti di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten indramayu, harga garam krosok di tingkat pedagang kini sudah mencapai Rp 5.500 per kilogram. Harga komoditas tersebut bahkan lebih mahal dibandingkan harga gabah kering panen (GKP) saat ini.
Sepekan yang lalu, harga GKP di tingkat petani yang baru panen di Kabupaten Indramayu mencapai kisaran Rp 5.300 – Rp 5.500 per kilogram. Bahkan sebelumnya, harga GKP sempat berada di kisaran Rp 5.000 – Rp 5.300 per kilogram.
Meski demikian, sebagian besar petani garam di Kabupaten Indramayu tidak bisa menikmati tingginya harga garam tersebut. Pasalnya, mereka tidak memiliki stok akibat minimnya produksi garam sepanjang 2022.
‘’Kalau dari petani di sini, stok garamnya sudah hampir tidak ada,’’ kata seorang pedagang garam krosok asal Kecamatan Kandanghaur, Darmin, Sabtu (18/3/2023).
Menurut Darmin, garam krosok yang dijual oleh pedagang di Kabupaten Indramayu mayoritas berasal dari luar daerah. Seperti dari Rembang, Jawa Tengah dan Madura, Jawa Timur.
Darmin mengakui, harga garam krosok saat ini sudah sangat mahal. Meski demikian, garam tetap laris dibeli oleh konsumen.
‘’Sehari (garam yang terjual) bisa habis satu ton,’’ terang Darmin.
Konsumen garam krosok itu di antaranya kalangan pemilik usaha telur asin. Mereka membutuhkan garam untuk membuat telur bebek menjadi produk telur asin.
Salah seorang pemilik usaha telur asin di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Kholil, mengaku sudah memprediksi semakin meroketnya harga garam krosok. Karena itu, dia sudah menyetok garam krosok saat harganya masih Rp 4.000 per kilogram.
‘’Buat stok produksi telur asin sampai lebaran,’’ kata Kholil.
Saat lebaran, permintaan telur asin mengalami peningkatan. Pasalnya, telur asin menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak diburu oleh pemudik.
Sementara itu, seorang petani garam asal Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Ali Mustadi, mengungkapkan, meroketnya harga garam dikarenakan minimnya produksi garam pada 2022. Hal itu akibat singkatnya musim kemarau pada 2022.
‘’Petani jadi tidak memiliki stok garam yang cukup,’’ pungkas Ali.