Selamatkan Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir Fokus Buat Blueprint Hingga 2045
Erick Thohir komitmen menyelamatkan sepak bola Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir terus mengupayakan penyelamatan dunia sepak bola Indonesia pasca adanya ancaman sanksi FIFA. Sanksi FIFA ini mencuat setelah status tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia dicabut.
Erick menjelaskan berkaca dari berbagai dinamika di dunia sepak bola Tanah Air beberapa minggu belakangan FIFA tengah mempertanyakan komitmen dari Indonesia dalam hal transformasi. Karenanya, Presiden Jokowi memberikan instruksi agar pemimpin andalan dan kepercayaannya tersebut segera menyelesaikan blueprint sepak bola Indonesia hingga 2045 bersama PSSI.
"Pak Presiden jelas jangan sampai disanksi, segera selesaikan blue print rencana transformasi sepakbola sampai 2045. Target kita apa sih sebagai negara yang ekonomi akan terus tumbuh dengan penduduk 200 juta, tujuannya apa transformasi ini, apakah tetep jago kandang atau ada prestasi lain di luar negeri," ujar Erick pada Sabtu (1/4/2023).
"FIFA kini mungkin mempertanyakan, ini Indonesia transformasi sepak bola serius apa nggak? Makanya presiden meminta saya untuk menyelesaikan blue print secepatnya," imbuhnya.
Pasalnya, dunia sepak bola Indonesia kini dihadapkan dengan kenyataan pahit. Setelah status tuan rumah Piala Dunia U-20 dicabut, sanksi dari FIFA pun mengintai.
Erick Thohir bahkan mengatakan FIFA kini sedang mempertimbangkan sanksi yang tepat untuk Indonesia.
“FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia," ujarnya.
Namun Erick Thohir tetap memegang teguh komitmennya sebagai orang nomor satu di PSSI untuk menyelamatkan dunia sepak bola Indonesia. Ia menyatakan siap untuk melakukan negosiasi ulang bersama FIFA agar dunia sepak bola Indonesia terhindarkan dari sanksi berat.
Kemudian sesuai arahan Presiden Jokowi, Erick Thohir akan membawa semangat negosiasi untuk menghindari sanksi yang bisa mengucilkan Indonesia dari komunitas sepak bola dunia.
“Saya akan juga bekerja keras untuk kembali bernegosiasi bersama FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi. Presiden tidak mau kita terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia,” kata Erick menambahkan.