Sempat Terhambat Pendanaan, Film Avatar Hampir tidak Jadi Dibuat

Film Avatar akhirnya sukses besar.

Dok 20th Century Studios
Foto adegan film Avatar: The Way of Water. Jon Landau dan James Cameron akhirnya mendapatkan kesepakatan pengembangan Avatar dengan 20th Century Fox setelah kesulitan memikat studio.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produser Jon Landau (62 tahun) mengaku mengalami kesulitan untuk membuat studio tertarik dengan film Avatar. Bersama dengan sutradara James Cameron yang pernah memenangkan penghargaan Oscar lewat film Titanic, mereka sulit menjual ide Avatar ke studio Hollywood.

Terlebih, teknologi yang tersedia belum memadai. Dalam wawancaranya dengan HeyUGuys, Landau mengatakan ketika Cameron menulis Avatar sebelum mulai syuting Titanic, dia tahu teknologi saat itu tidak ada untuk menceritakan kisah yang diinginkan.

"Jadi kami mengabaikannya sampai tahun 2005 ketika kami melihat lanskap teknologi baru dan berkata 'Kami dapat menjadi pendorong ke tingkat berikutnya saat kami akhirnya dapat membuat film ini (Avatar). Ini bukan tentang 3D, melainkan tentang karakter, yang bisa menjadi sangat menarik," kata Landau, dilansir Ace Showbiz, Senin (10/4/2023).

Baca Juga


Landau dan Cameron akhirnya mendapatkan kesepakatan pengembangan Avatar dengan 20th Century Fox. Dengan mengejutkan, Avatar menyalip Titanic sebagai film dengan pendapatan kotor tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, dua sekuel Avatar menjadi yang kedua dan ketiga tertinggi. Namun, Landau juga mengakui meskipun disajikan dengan prototipe, studio masih ragu untuk memberi lampu hijau pada proyek tersebut.

"Kami pergi ke studio di Fox pada saat itu dan kami meminta mereka untuk mendukung kami selama satu tahun. Mereka akhirnya menjawab 'ya'. Mereka tidak yakin orang-orang akan menonton film dengan ekor biru. Setelah serangkaian keadaan, kami akhirnya dapat membuat film itu, tetapi tidak mudah setelah kesuksesan Titanic," ucap Landau.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler