Anak Lakukan Hubungan Seks Dini, Apa Penyebabnya dan Orang Tua Harus Apa?
Penting untuk mengetahui beragam kerugian hubungan seks dini dan faktor risikonya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Mario Dandy dan kekasihnya AG yang disebut hakim pengadilan sudah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan, menjadi alarm bagi orang tua. Penting untuk mengetahui berbagai kerugian hubungan seks dini dan juga faktor risikonya.
Penelitian ekstensif dari 2020 yang disponsori oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengidentifikasi faktor spesifik yang dapat mencegah atau mendorong paparan dini terhadap seks. Berikut ini faktor risiko berhubungan seks dini seperti dikutip dari laman Psychcentral, Rabu (12/4/2023):
-Pelecehan, penelantaran, atau kekerasan di masa kecil orang tua dengan gaya bonding tidak aman atau cemas
-Tinggal di komunitas yang tidak aman dengan tingkat kemiskinan tinggi
-Paparan TV dan film yang eksplisit secara seksual
-Penggunaan alkohol dan narkoba di antara teman sebaya
-Harga diri negatif
Sementara itu, faktor yang bisa mencegahnya meliputi kedekatan dengan orang tua. Sebagai contoh, anak melakukan makan malam bersama keluarga, merasakan keterikatan emosional yang aman, komunikasi terbuka antara orang tua dan remaja tentang seksualitas.
Kemudian anak memiliki panutan teman sebaya yang positif, keterhubungan dengan masyarakat, agama, dan guru. Selain itu, kemampuan mengatur emosi, penentuan nasib sendiri dan persepsi diri yang positif.
Jika orang tua mencurigai bahwa anak terlibat dalam aktivitas seksual dini, ada hal yang dapat dilakukan untuk membantu. Sebagai langkah awal yang baik adalah melakukan percakapan terbuka dengan anak tentang seks, batasan, izin, risiko IMS, pencegahan kehamilan, dan hubungan yang sehat.
Selain melakukan konsultasi kepada ahli, pihak berwenang, orang tua juga dapat berdiskusi dengan pihak sekolah anak. Orang tua bisa menanyakan tentang program pengurangan risiko seksual komunitas.
Paparan seks bisa diperoleh melalui beragam media seperti pornografi internet, televisi, dan film. Kemudian pesan teks yang menjurus ke arah seksual atau sexting cyberbullying seksual atau sextortion melalui aplikasi smartphone dan video game. Selain itu juga bisa melalui rekaman suara.
Paparan dini terhadap perilaku seksual juga dapat terjadi secara langsung selama masa kanak-kanak sebagai bagian alami dari perkembangan. Menurut American Academy of Pediatrics, bermasalah atau tidaknya tergantung pada tingkat dan frekuensi perilaku tersebut terjadi.
Perilaku masa kecil yang penasaran secara seksual meliputi masturbasi atau menyentuh alat kelamin di depan umum atau pribadi dan menunjukkan atau terpapar alat kelamin orang lain. Perilaku lainnya yaitu mencoba melihat orang dewasa atau teman sebaya telanjang. Perilaku tersebut umumnya dianggap sehat kecuali mereka sering mengganggu orang lain, mengakibatkan tekanan emosional atau rasa sakit fisik, melibatkan kekuatan sebagai upaya untuk meniru hubungan seksual.