Melihat Kondisi Wisma Hambalang yang Menjerat Anas Urbaningrum Dalam Kasus Korupsi

Proyek Hambalang terbengkalai sejak 2011 setelah kasus korupsi ini terungkap.

Republika/Shabrina Zakaria
Kondisi Pusat Pelatihan, Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) atau Wisma Atlet Hambalang di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Rabu (12/4/2023).
Rep: Shabrina Zakaria Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Terpidana kasus korupsi pembangunan Pusat Pelatihan, Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) atau Wisma Atlet Hambalang, Anas Urbaningrum, bebas dari penjara Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (11/4/2023). Saat ini, kondisi Wisma Atlet Hambalang di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor terbengkalai setelah mangkrak 11 tahun lamanya.

Pantauan Republika.co.id dari jarak sekitar 500 meter dari lokasi, proyek Wisma Atlet Hambalang saat ini dikelilingi semak belukar, ilalang, dan pepohonan tinggi. Bangunannya pun tampak lusuh dan tak terawat, terlihat dari kondisi dinding yang berwarna seperti lumut.

Padahal, megaproyek seluas 32 hektare ini sudah berdiri kokoh di tengah-tengah Bukit Hambalang dengan pemandangannya yang indah. Besi-besi bangunan yang sudah tertancap di antara beton pun tampak ditinggalkan begitu saja menjadi bangunan tak beratap.

Di sekitar proyek yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 706 miliar ini, juga terdapat perkebunan yang disebut-sebut menjadi tempat mencari nafkah warga sekitar. Di sela-sela kebun singkong, tampak dua ekor sapi berukuran besar sedang berjalan beriringan secara perlahan.

Sayangnya, Republika.co.id tidak dapat melihat proyek Wisma Atlet Hambalang ini dari dekat. Seorang pria yang menjaga di pintu masuk proyek ini menghalangi wartawan yang hendak masuk. “Bukan jalan umum,” ujarnya singkat pada Rabu (12/4/2023).

Pria tersebut kemudian meminta wartawan untuk memutar balik ke arah gerbang dari seng tinggi berwarna putih. Di gerbang tersebut juga terdapat plang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, per tanggal 30 Desember 2010. Plang itu pun tampak sudah lusuh dengan tulisan yang sudah memudar.

Salah seorang warga bernama Dadang (51 tahun), mengatakan bahwa beberapa warga memang bekerja di kebun yang terletak di sekitar Wisma Atlet Hambalang. Tak ayal, penjaga pintu proyek memberikan izin kepada warga setempat untuk memasuki wilayah tersebut.

Kendati demikian, menurut Dadang, pekerjaan yang dilakukan warga hanya sekadar mengambil pakan rumput untuk ternak. Sementara proyek Wisma Atletnya sendiri sudah lama mangkrak.

“Saya kerja di dalam kebun juga, ambil daun buat pakan ternak. Kalau aktivitas di dalam (Wisma Atlet) mah nggak ada, sudah mangkrak sejak lama,” tutur pria yang juga tinggal di sekitar proyek Wisma Atlet Hambalang.

Bahkan, kata dia, proyek Wisma Atlet Hambalang kerap dibuat tempat syuting program uji nyali. Namun menurutnya, warga umum biasanya tidak diperkenankan untuk masuk.

“Di depan ada penjaganya. Biasanya orang sini (warga sekitar) boleh masuk, kalau warga umum susah,” ujarnya.

Salah seorang warga yang melintas, Cucum (32) mengatakan, beberapa penduduk setempat memang kerap berlalu lalang menuju proyek Wisma Atlet Hambalang. Mengingat banyak yang bekerja sebagai pengurus kebun di sekitar megaproyek tersebut.

“Kalau yang kerja di sana mah gampang keluar masuk, Ua (paman) saya juga kerja di situ. Tapi kalau selain warga, emang susah,” ujarnya sambil melenggang pergi.

Diketahui, proyek Wisma Atlet Hambalang mulanya hanya ditujukan untuk pembibitan atlet usia dini dan remaja. Namun, tujuan proyek itu diubah menjadi pusat pelatihan bagi atlet-atlet elite untuk berlaga di ajang kompetisi dunia.

Akibat perubahan tujuan itu, anggaran yang ditetapkan mencapai Rp 2,5 triliun. Proyek Hambalang terbengkalai sejak 2011 setelah kasus korupsi yang melibatkan sejumlah tokoh itu terungkap.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler