Cina Larang Kapal Berlayar di Dekat Taiwan
Larangan tersebut dikarenakan kemungkinan adanya puing-puing roket.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Badan Keamanan Maritim Cina mengatakan, Beijing akan melarang kapal berlayar di sekitar Taiwan karena kemungkinan adanya puing-puing roket. Pusat Kantor Berita Taiwan mengatakan, puing-puing itu kemungkinan berasal dari peluncuran satelit cuaca.
Gangguan penerbangan ini terjadi saat ketegangan di kawasan semakin memanas setelah militer Cina menggelar latihan di sekitar Taiwan sebagai respon atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy pekan lalu.
Cina yang mengganggap Taiwan bagian dari wilayah menolak setiap interaksi antara pemimpin Taiwan dengan pejabat negara asing. Taiwan menolak klaim kedaulatan Cina.
Pada Rabu (12/4/2023) pemerintah Taiwan mengkonfirmasi laporan rencana Cina memberlakukan zona no-fly dari 16 sampai 18 April. Ketika Jepang menjadi tuan rumah pertemuan menteri-menteri luar negeri G7.
Namun, kemudian Cina mempersingkat langkah itu menjadi hanya 27 menit pada Ahad (16/4/2023) setelah Taipei memprotes. Kantor Berita Taiwan mengutip Menteri Transportasi Taiwan Wang Kwo-tsai yang mengatakan zona no-fly itu akan berdampak pada 33 penerbangan.
Dalam pernyataan singkatnya, Kamis (13/4/2023) Administrasi Keamanan Maritim Cina merilis koordinasi wilayah yang dilarang dimasuki kapal mulai dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore pada Ahad mendatang. "(Karena) mungkin terdapat puing-puing roket yang jatuh," kata Administrasi. Kementerian Transportasi Taiwan merilis peta yang menunjukkan koordinasi itu berbentuk persegi panjang di timur laut Taiwan dengan titik terdekat 118 kilometer dari Taiwan.
Zona itu juga terletak di barat laut Pulau Ishigaki, Jepang dan dekat dengan kepulauan yang disengketakan Jepang dan Cina di Laut Cina Timur. Di Jepang jejeran pulau itu disebut Senkaku sementara di Cina disebut Diaoyu.
Kantor berita Taiwan mengutip sumber keamanan yang mengatakan, Cina berencana meluncurkan satelit cuaca dari Provinsi Gansu di timur laut pada Ahad mendatang. Cina belum resmi mengumumkan peluncuran tersebut.
Pada 3 April lalu kontraktor utama program luar angka Cina, China Aerospace Science and Technology Corporation mengatakan akan meluncurkan satelit cuaca Fengyun-3G pada pertengahan April.
Seorang pejabat senior Taiwan yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Cina tidak mengubah notifikasi sebelumnya yang melarang zona terbang selama 27 menit pada Ahad mendatang. Notifikasi terbaru mencakup kapal bukan pesawat.
Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan notifikasi maritim terpisah dari notifikasi no-fly. Kementerian juga mengeluarkan peringatan pada kapal-kapal untuk menjauhi area yang sudah ditetapkan pada tanggal yang sudah diumumkan Cina.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, Tokyo meminta penjelasan dari Cina. "Pemerintah terus mengumpulkan dan menganalisis informasi dengan perinci, termasuk berkomunikasi dengan pihak Cina dan akan mengambil langkah yang tepat berdasarkan hasilnya," kata Matsuno.
Kementerian Luar Negeri Cina menolak memberikan komentar.