Antisipasi Perkembangan Arcturus Pascamudik, Masyarakat Disarankan PCR
Tes PCR sesegera mungkin ketika Anda sudah merasakan bergejala.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta meminta masyarakat untuk segera melakukan tes PCR untuk mengetahui perkembangan subvarian Arcturus atau XBB.1.16 pasca mengikuti arus mudik.
"Hal yang penting diperhatikan kalau bergejala atau kontak erat, PCR segera ke puskesmas kecamatan terdekat di Jakarta secara gratis," kata Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Menanggapi situasi pandemi Covid-9 yang sangat terkendali dalam kurun waktu sepekan terakhir, Ngabila menuturkan tren kasus positif dan kematian tetap bertambah namun cenderung menurun. Namun bila melihat angka pemeriksaan tes kesehatan melalui PCR cenderung menurun ketika memasuki perayaan Hari Raya Idul Fitri. Padahal dibutuhkan waktu empat hingga delapan minggu, untuk melihat potensi kasus akibat subvarian Arcturus atau XBB.1.16 apakah akan menjadi dominan dan menyebabkan puncak kasus atau tidak.
Mengingat kasus Arcturus pertama kalau ditemukan pada pelaku perjalanan luar negeri yang memiliki riwayat pergi ke India pada 23 Maret 2023 lalu. "Oleh karena itu, kita perlu melakukan pemantauan kasus dua sampai empat pekan ke depan. Cegah perawatan rumah sakit dan kematian dengan deteksi dini PCR jika bergejala, meminum obat rutin terutama kelompok komorbid dan lansia, serta lengkapi vaksinasi segera," ujarnya.
Sebagai antisipasi dini, katanya, tes PCR sebaiknya dilakukan sesegera mungkin ketika masyarakat sudah merasakan bergejala berupa batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam dan mata merah atau melakukan kontak erat pada orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut dia bila tidak hal ini diabaikan akan menciptakan kondisi yang rawan akibat proteksi diri yang berkurang. Sebab diketahui, stok vaksin di DKI mulai menipis.
Hal itu disebabkan karena pemerintah kini akan berupaya untuk mendistribusikan vaksin dalam negeri dengan jenis Indovac atau Inavac, dan mengurangi ketersediaan vaksin dari luar negeri.
Selain PCR, hal lain yang ia tekankan adalah tetap menggunakan masker guna melindungi diri dari penularan virus yang masif terutama usai libur hari raya, ketika berada di kerumunan yang padat seperti di rest area atau kamar mandi umum.
"Ketika jumlah vaksinasi saat ini mulai menipis, salah satu upaya terbaik kita lainnya dalam mencegah sakit adalah dengan disiplin bermasker, terutama jika sedang sakit, bertemu orang sakit, atau di transportasi umum. Masker juga dapat dipakai untuk anak usia dua tahun ke atas," ucapnya.
Ia turut mengimbau masyarakat untuk tidak panik terhadap banyaknya jenis varian Covid-19. Sampai hari ini, banyaknya subvarian seperti Arcturus yang ditemukan masih termasuk keluarga Omicron dan belum ada tanda kuat menyebabkan keparahan gejala yang masif.
"Cegah sakit dengan disiplin bermasker apalagi jika sedang sakit atau bertemu dengan orang sakit atau menggunakan transportasi umum," ujar Ngabila.