Korsel Catat 16 Kasus Baru Cacar Monyet di Pekan Pertama Mei
Dari 16 penderita cacar monyet, 14 di antaranya adalah warga negara Korsel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korea Selatan mencatat 16 kasus baru cacar monyet di pekan pertama Mei. Temuan tersebut menambah jumlah kasus total di negara itu menjadi 60, menurut otoritas kesehatan pada Senin (8/5/2023).
Sebanyak 11 kasus dilaporkan dari Ibu Kota Seoul dan dua lainnya dari Provinsi Gyeonggi. Lalu, ada tiga kasus dari Incheon, Busan, dan Gwangju, menurut laporan Kantor Berita Yonhap, mengutip Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Dari 16 penderita, 14 di antaranya adalah warga negara Korsel. Dua lainnya ialah warga asing. Tidak ada di antara mereka yang melakukan perjalanan ke luar negeri dalam tiga pekan terakhir, menurut badan itu.
Korsel mencatat kasus cacar monyet pertama pada Juni tahun lalu dan empat kasus tambahan hingga Maret. Lima kasus pertama yang terkait dengan perjalanan ke luar negeri.
Cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak erat dengan orang atau hewan terinfeksi. Orang juga bisa tertular lewat benda yang terkontaminasi dengan virus tersebut.
Penderita biasanya mulai menunjukkan gejala seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, dan nyeri otot sebelum timbulnya ruam pada kulit, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di AS melaporkan lebih dari 86 ribu kasus penyakit virus dan 119 kematian sejak Januari 2022 di seluruh dunia.
Tahun lalu, WHO mengganti nama cacar monyet menjadi mpox. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan bahwa nama penyakit itu terdengar seperti "bahasa rasis dan membuat stigma."
Nama "mpox" akan digunakan secara serempak dalam satu tahun. Sementara itu, istilah "cacar monyet" secara bertahap akan dihapus, menurut WHO.