Hamas Minta Warga Palestina Hadang Parade Israel di Yerusalem
Parade ini akan melalui jalan raya utama Palestina di Kota Tua Yerusalem.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas meminta warga Palestina menghadang parade pengibaran bendera yang direncanakan oleh kaum nasionalis Yahudi. Parade ini akan melalui jalan raya utama Palestina di Kota Tua Yerusalem pada Kamis (18/5/2023).
“Kami meminta orang-orang Yerusalem memobilisasi massa untuk menghadapi pawai bendera di Yerusalem besok,” kata pejabat Hamas di Gaza Mushir al-Masri pada Rabu (17/5/2023).
Hamas juga mendesak warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan di dalam Israel untuk melawan pendudukan. Kelompok yang memimpin wilayah Gaza ini mengatakan, akan mengadakan demonstrasi dengan bendera Palestina di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel yang dijaga ketat.
Parade itu dimaksudkan untuk menandai “Hari Yerusalem”. Perayaan tahunan Israel ini menandai penaklukan Yerusalem timur, termasuk Kota Tua dan tempat-tempat sucinya, dalam perang Timur Tengah 1967.
Israel menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya. Namun komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mengakui aneksasi Israel atas Yerusalem timur dan Palestina mengklaim daerah itu sebagai ibu kota negara masa depan.
Pejabat polisi senior di Yerusalem Yoram Segal mengatakan, polisi akan mengerahkan sekitar 2.500 petugas untuk memastikan hari berlalu tanpa kekerasan. "Kami akan menindak keras siapa pun yang mencoba mengganggu perdamaian," katanya.
Dalam pidato yang menandai Hari Yerusalem, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel telah memecahkan cakrawala baru sejak merebut Yerusalem timur. “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan Yerusalem, memastikan kemakmurannya dan melanjutkan momentumnya,” katanya.
“Kami juga melakukan ini terhadap semua ancaman di sekitar kami," ujar Netanyahu.
Setiap tahun, ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam pawai, melambai-lambaikan bendera biru dan putih Israel, dan menyanyikan lagu-lagu. Mereka berjalan melewati Muslim Quarter dan menuju Jewish Quarter dan Western Wall, tempat tersuci orang Yahudi dapat berdoa.
Orang Israel menggambarkan pawai itu sebagai acara yang meriah. Namun dalam beberapa tahun terakhir, itu telah dirusak oleh nyanyian rasis anti-Arab dan kekerasan terhadap warga lokal Palestina oleh beberapa demonstran.
Menambah suasana yang tegang, sejumlah besar orang Yahudi diperkirakan akan mengunjungi tempat suci paling sensitif di Yerusalem sebelum pawai. Kompleks puncak bukit dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, sedangkan bagi Muslim Palestina area itu adalah wilayah Masjid Al-Aqsa.
Di bawah perjanjian lama, orang Yahudi diizinkan mengunjungi kompleks tersebut tetapi tidak berdoa di sana. Namun peningkatan kunjungan semacam itu dalam beberapa tahun terakhir, bersamaan dengan adegan beberapa orang Yahudi berdoa telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Palestina. Mereka menduga Israel berusaha mengubah status quo, meski tuduhan yang dibantah Israel.