Gelombang Penolakan Coldplay Terus Bermunculan, Ketum Wahdah Islamiyyah Turut Bersuara

KH M Zaitun Rasmin menilai Coldplay kerap promosikan LGBT

AP
Coldplay. KH M Zaitun Rasmin menilai Coldplay kerap promosikan LGBT
Rep: Andrian Saputra, Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Wahdah Islamiyyah, KH Muhammad Zaitun Rasmin menyuarakan penolakan terhadap  konser Coldplay yang rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat pada 15 November 2023. 

Baca Juga


Dia mengatakan Coldplay merupakan grup band yang kerap mempromosikan LGBT dalam konser-konsernya. Meski demikian, menurutnya yang memutuskan berlanjut atau tidaknya konser tersebut ada di tangan pemerintah.  

"Sebaiknya tentu ditolak dalam artian semaksimal kemampuan kita, tapi kalau ada yang mau menerima dan mereka belum paham ya kita juga tidak bisa (berbuat apa-apa). Dan tugas kita sebagai dai, sebagai ulama itu berbicara, tidak biasa diam. Tetapi yang bisa menolak, melarang itu pihak pemerintah," kata Zaitun Rasmin di sela-sela mengikuti Halal bi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta pada Kamis (18/5/2023).

Lebih lanjut dia pun meminta agar setiap pihak menghargai kelompok masyarakat yang menyuarakan penolakan terhadap gelaran konser band asal Inggris tersebut. Yang terpenting menurut, Zaitun penolakan terhadap gelaran konser Coldplay dalam batas wajar dan tidak melakukan pelanggaran hukum.  

"Inikan negara demokrasi, kalau ada yang tak setuju (Coldplay) harus dihargai. Itukan dimaksudkan agar menghindarkan masyarakat, umat ini dari perilaku buruk. Karena kan terkenal grup ini dengan promosi LGBT. Mereka konser dengan sengaja membawa bendera warna warni itu," katanya.

Sementara itu sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, merespon penolakan sejumlah kelompok masyarakat atas rencana digelarnya konser Coldplay. Sandiaga Uno mempersilahkan apabila ada kelompok masyarakat yang keberatan dan menolak kedatangan Coldplay untuk menyuarakan sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

"Tentunya ini negara demokrasi dan silakan saja ada kanalnya. Kami tugasnya mempersiapkan, nanti kalau ada yang mau menyampaikan, tentunya maka nya saya hadir di sini untuk mendengarkan langsung, jika ada yang keberatan, dan ada mekanismenya disampaikan sesuai koridor hukum," kata Sandiaga Uno usia menghadiri Halal bi Halal Majelis Ulama Indonesia di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (18/5/2023).

Sementara itu Sandiaga Uno mengatakan pihaknya terus melakukan persiapan konser Coldplay di Jakarta. Menurut Sandiaga Uno  sepanjang 2023 akan banyak konser-konser musik yang digelar baik yang mendatangkan grup band dan penyanyi dari luar negeri maupun konser yang menyuguhkan para musisi dan penyanyi dalam negeri. 

 

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan penolakan atas konser band Coldplay di Indonesia. Image grup tersebut sebagai pendukung LGBT disebut bertentangan dengan agama dan dasar negara ini. 

"Perilaku LGBT itu bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Agama yang diakui di Indonesia ini ada enam dan semuanya menolak LGBT," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/5/2023). 

Sebagai bangsa yang beragama dan sesuai dengan Pasal 29 ayat 1, dinyatakan Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, maka negara dan pemerintah harus memperhatikan nilai dan ajaran agama. 

Jika selanjutnya ada pihak-pihak yang ingin merusak dan melanggar ajaran agama, Buya Anwar menyebut pemerintah harus turun dan tidak menoleransinya. Kehadiran Coldplay, selaku pendukung LGBT, disebut sama dengan mengundang orang yang terkenal di dunia musik untuk mengampanyekan hal tersebut. 

"Menurut saya, menjadi kewajiban pemerintah tidak memberi izin penyelenggara untuk menyelenggarakan konser musik yang berbau LGBT ini," kata dia melanjutkan.

Buya Anwar juga menyebut, baginya jangan sampai mengorbankan ideologi dan falsafah bangsa untuk mendapatkan uang. 

Meski nantinya, dalam konser tidak ditampilkan atribut-atribut berbau LGBT, dia menyebut hal ini tetap tidak sepatutnya terus berjalan. 

Baca juga: Disebut Pengkhianat, Ini Daftar Santri Alumni Pesantren Sidogiri yang Jadi Tokoh Nasional 

Sebab, kesan atau image dari artis tersebut sudah dikenal luas sebagai pendukung kelompok LGBT. 

"Karena image dia kan sudah ketahuan pendukung LGBT. Carilah pemusik yang tidak bermasalah, kan banyak," ujar pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini. 

Di sisi lain, dia menyoroti perilaku beberapa penggemar artis ini yang sampai rela menjual barang-barangnya untuk membeli tiket. 

Tidak hanya itu, kini beredar tiket-tiket yang dijual beberapa kali lipat di atas harga aslinya. 

Menurut dia, hal ini sudah tidak sehat dan tidak baik. Dia pun menyarankan agar uang yang ada dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang lebih maslahat, bermanfaat, dan lebih baik.

"Menurut saya, kehadiran pemusik ini lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. Oleh karena itu, saya tidak setuju," kata Buya Anwar Abbas.  

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis, meminta agar saat berlangsung konser Coldplay tidak ada yang kampanye LGBT. 

"Kebiasaan Coldplay mengibarkan bendera pelangi itu harus disepakati saat konser di Indonesia tidak mengibarkan (bendera pelangi) karena itu bermakna kampanye LGBT," kata dia. 

Kiai Cholil menegaskan, pihak event organizer (EO) atau promotor konser Coldplay harus memastikan agar tidak ada kampanye LGBT. Mereka harus mematuhinya agar tidak jadi masalah kemudian hari.

Sebelumnya diberitakan, dalam hitungan dua jam, semua kategori tiket konser Coldplay di Jakarta terpantau sudah full booked dan beberapa di antaranya sold out

Sejumlah warganet dan akun jasa titip (jastip) tiket turut mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan pembaruan di situs web pembelian tiket. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Sementara itu, sejumlah warganet mengaku sedih karena mereka benar-benar sudah tidak bisa memesan tiket padahal situs prajual baru saja dibuka. 

Di lain pihak, Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak penyelenggaraan konser Coldplay yang direncanakan akan berlangsung pada November 2023. 

Menurut Wakil Sekjen PA 212, Novel Bamukmin, grup band asal London itu bertentangan dengan agama dan nilai Pancasila sebab mendukung LGBT dan ateisme. 

 "Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dan Coldplay bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," kata Novel ketika dihubungi Republika.co.id pada Ahad (14/5/2023).      

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler