OJK Dorong BPR Lebih Agresif Salurkan Kredit ke UMKM

BPR harus bisa lebih cepat dalam hal bertransformasi.

BPR kini memiliki singkatan Bank Perekonomian Rakyat.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Bank Perekonomian Rakyat (BPR) untuk lebih agresif menyalurkan kredit. Di Provinsi Papua dan Papua Barat, peningkatan kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat yang lebih optimal.

Kepala OJK Papua dan Papua Barat Muhammd Ikhsan Hutahaean di Jayapura, Ahad (28/5/2023), mengatakan BPR memiliki rencana bisnis yang mudah disetujui, sehingga pihaknya memperkirakan pertumbuhan kredit di Papua bisa di atas nasional.

"Dengan mendorong penyaluran kredit yang lebih agresif maka ke depan ekspansi BPR diperkirakan pertumbuhannya bisa di atas nasional," katanya.

Menurut dia, dengan saat ini BPR berganti dari sebelumnya Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat, hal itu bisa lebih kuat dalam permodalan dan peningkatan efisiensi serta profitabilitas.

"Maka kami harapkan BPR di tanah Papua bisa tumbuh lebih kuat sehingga peran dalam perekonomian bisa lebih maksimal," ujarnya.

Ketua Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Papua-Maluku Verasisca Naiggolan mengatakan perkembangan BPR di tanah Papua cukup bagus. Saat ini ada 12 anggota sehingga pertumbuhan lebih kuat.

"Kami optimistis dengan pergantian nama baru ini maka BPR bisa bersaing dengan jasa keuangan lainnya. Apalagi, kami bisa semakin kuat dan pelemparan bunga bisa lebih besar lagi," katanya.

Menurut dia, BPR harus bisa lebih cepat dalam hal bertransformasi agar masyarakat tidak hanya mengenal sebagai bank perkreditan namun juga bisa menabung serta membuka deposito. Sebelumnya, telah dilakukan peringatan hari BPR-BPRS Nasional yang jatuh pada 21 Mei, di mana untuk wilayah Papua dan Maluku melakukan kegiatan jalan sehat.

Selain itu, dilakukan peresmian perubahan nama Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat Papua yang bertempat di Kota Jayapura, Papua, Ahad (28/5/2023). Hingga Desember 2022, total aset industri BPR BPRS secara nasional tumbuh 9,14 persen year on year (yoy) menjadi Rp 202,46 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 185,50 triliun pada Desember 2021.

Sementara itu, penyaluran dana kredit BPR/BPRS tumbuh 11,81 persen (yoy) per Desember 2022, melebihi tingkat pertumbuhan kredit sebelum pandemi COVID-19 yang sebesar 10,85 persen (yoy).

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler