Dokter Indonesia Sarankan Operasi Lutut, Dokter Penang Bilang tak Perlu?

Warganet bilang, di Penang, kasus pergeseran tulang belakang solusinya cuma koyok.

www.freepik.com.
Seorang pria memegang lututnya (ilustrasi). Cicitan warganet soal penanganan keluhan lutut di Indonesia vs Penang, Malaysia menjadi viral.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik terkait perbandingan pengobatan medis di Indonesia dan Penang, Malaysia, mendapat tanggapan dari dokter spesialis orthopedi Asa Ibrahim. Pasalnya, status yang viral itu memperbandingkan tentang penanganan lutut.

Lewat akun @savikovic, pengguna Twitter bernama Syafiq Shahab membuat cicitan pada Sabtu (27/5/2023). "Baru denger cerita pengalaman pasien yang divonis 15 dokter harus ganti tempurung lutut (±150jt), ambil second opinion ke Penang, ga perlu operasi, total biaya pengobatan ±50jt udah sama tiket PP," ujar Syafiq.

Setelah status itu viral, banyak warganet menandai akun dokter Asa, sehingga dokter bedah tulang itu memberikan tanggapannya mengenai hal yang didiskusikan warganet. Terlebih, ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang didalami dr Asa.

Baca Juga


Cabang kedokteran itu berfokus pada perawatan sistem kerangka dan bagian-bagian yang saling berhubungan seperti tulang, sendi, otot, tendon dan ligamen.

Asa menjelaskan, kondisi osteoarthritis/pengapuran/kerusakan sendi lutut yang sudah berat, memang pengobatannya dengan operasi penggantian lutut. Itu adalah penyakit degeneratif, di mana lutut rusak karena beban puluhan tahun.

Penjelasan tersebut dituliskan dr Asa dalam thread yang diunggah pada Ahad (28/5/2023). Dokter Asa menyampaikan, pada penderita osteoarthritis berat, ada dua pilihan.

Pertama, menjalani operasi, supaya permukaan sendi yang rusak diganti dengan permukaan sendi baru. Cara kedua, yakni tanpa operasi, di mana pasien melakoni usaha untuk mengurangi nyeri, kekakuan, dan gejala-gejala lain.

"Caranya dengan obat, fisioterapi, suntik, menjaga aktivitas, menurunkan berat badan, dan sebagainya. Kalau diperhatikan, pilihan pengobataan nomor dua tanpa operasi, tidak membuat tulang yang bengkok di bawah tiba-tiba lurus lagi, permukaan sendi yang rusak jadi mulus lagi, bantalan sendi yang sudah habis tahu-tahu muncul lagi," ungkap dr Asa.

Dokter Asa menegaskan bahwa cara itu hanya bertujuan mengurangi gejala. Pasien merasa lebih enak dan lebih nyaman untuk sementara. Dengan begitu, apabila ada dokter menyarankan operasi pada kasus yang tengah dibahas, bahkan hingga 15 orang dokter, itu merupakan hal wajar.

Pasalnya, operasi memang menjadi pilihan pengobatan pada kasus osteoarthritis parah. Dokter Asa mengatakan, banyak dari pasiennya pun memilih tidak operasi meskipun sudah parah. Itu kembali kepada keputusan pasien, namun pasien tetap harus paham tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala.

Menurut dokter Asa, cerita Syafiq perlu dilanjutkan. Misalnya, tentang kondisi terkini pasien, apakah sudah sembuh atau mungkin ada pengobatan yang membuat kondisi tubuh orang tersebut jadi "muda" kembali, atau sendi yang dipakai puluhan tahun menjadi mulus lagi. Atau, pasien sekadar merasa sakitnya berkurang dan kakinya terasa nyaman.

"Kalau bisa, share ronsen-nya, biar saya bisa ikut komen," kata dr Asa.

Mengenai biaya operasi penggantian sendi lutut yang disebutkan mencapai Rp 150 juta dalam status Syafiq, dr Asa juga memberikan penjelasan bahwa pengeluaran pasien tidak perlu sebanyak itu. Biaya operasi pun bisa ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

"Sehari-hari, saya dan rekan-rekan mengerjakan, sehari-hari pasien saya 95 persen pasien BPJS," jelasnya.

Sembuh dengan koyok?

Melanjutkan cicitannya pada 27 Mei 2023, pemilik akun Twitter @savikovic, Syafiq Shahab, menceritakan kasus pasien lain yang didiagnosis mengalami pergeseran tulang belakang. Pemeriksaan penunjang berupa MRI memperlihatkan itulah kondisi yang dialami pasien.

"Satu lagi udah MRI di Indo divonis pergeseran tulang belakang. Di Penang cuma suruh pake koyo aja 🤣🤣🤣🤣," kata Syafiq.

Menanggapi klaim tersebut, dokter Asa menjelaskan bahwa setiap penyakit ada sebab dan akibatnya. Kasus pergeseran tulang belakang (spondylolisthesis) dapat menyebabkan nyeri punggung.

"Kalo cuma ditempel patch analgetik opioid/koyo trus seolah sembuh ya ngawur, orang penyebabnya masi ada," ujar dr Asa.


Dokter Asa mengatakan koyok yang mengandung obat nyeri golongan opioid tergolong sangat kuat. Begitu ditempelkan, keluhan nyeri akan reda.

"Begitu ga ditempel ya sakit lagi, orang penyakitnya masih ada," tuturnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler