Pertama Kalinya NASA Undang Publik Bahas Penampakan UFO
Pertemuan tersebut diadakan di markas besar NASA di Washington.
REPUBLIKA.CO.ID, CAPE CANAVERAL -- NASA mengadakan pertemuan publik pertamanya mengenai penampakan UFO pada Rabu (31/5/2023). Kegiatan ini setahun setelah sebuah penelitian mengenai penampakan benda yang tidak dapat dijelaskan dan memastikan NASA tidak menyembunyikan fakta apa pun.
Badan antariksa tersebut menyiarkan sidang selama empat jam yang menampilkan panel ahli independen yang berjanji bersikap transparan. Tim tersebut terdiri dari 16 ilmuwan dan pakar lain yang dipilih oleh NASA, termasuk pensiunan astronot Scott Kelly, orang Amerika pertama yang menghabiskan waktu hampir satu tahun di luar angkasa.
"Saya ingin menekankan hal ini dengan lantang dan bangga. Sama sekali tidak ada bukti yang meyakinkan tentang kehidupan di luar bumi yang terkait dengan objek tak dikenal," kata Dan Evans dari NASA setelah pertemuan tersebut.
Namun, ratusan pertanyaan dari publik yang mengalir sebelumnya bersifat skeptis dan berbelok ke teori konspirasi. NASA meluncurkan penelitian ini untuk menyelidiki apa yang disebut UAP, singkatan dari unexplained anomalous phenomena, di langit, di luar angkasa atau di bawah laut.
Ilusi optik dapat menjelaskan sebagian dari hal ini, kata Kelly, mantan pilot pesawat tempur Angkatan Laut. Dia ingat penerbangan pesawat Tomcat di lepas pantai Virginia beberapa tahun yang lalu, di mana petugas pencegat radar di kursi belakang yakin bahwa mereka telah terbang melewati UFO.
"Ternyata itu adalah Bart Simpson, sebuah balon," kata Kelly. "Dan menurut pengalaman saya, sensor memiliki masalah yang sama dengan bola mata manusia."
Evans menunjukkan bahwa siaran langsung dari pertemuan tersebut menyebabkan pemantik respons yang cukup besar. Hal itu terjadi setelah 'hujatan di online' yang ditujukan kepada beberapa anggota komite peneliti.
Hujatan itu mengurangi proses ilmiah dan memperkuat stigma seputar topik tersebut, kata Evans, yang menambahkan bahwa pihak keamanan NASA sedang menanganinya. "Justru pendekatan yang ketat dan berbasis bukti inilah yang memungkinkan kita untuk memisahkan fakta dari fiksi," katanya.
Kelompok ini melihat informasi yang tidak bisa diklasifikasikan masih bisa diterima pada subjek dan berbagai penampakan lain di langit, yang mungkin masih bisa dipahami, menurut astrofisikawan David Spergel, ketua komite yang menjalankan Simons Foundation.
Tidak ada data rahasia militer yang disertakan di dalamnya. Seperti benda yang berkaitan dengan balon mata-mata yang dicurigai dari China, yang terlihat terbang di atas Amerika awal tahun ini.
Pertemuan tersebut diadakan di markas besar NASA di Washington dan publik dapat berpartisipasi dari jarak jauh.