Rusia Bantah Tudingan Serang Bendungan di Ukraina
Rusia mengatakan Ukraina melakukan sabotase di Bendungan Kakhovka.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia membantah tudingan atas penyerangan Bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina selatan yang menyebabkan banjir, Selasa, dan menuding bahwa serangan tersebut sebagai sabotase oleh Kiev.
Kremlin, sebutan pemerintah Rusia, mengatakan Ukraina melakukan sabotase di Bendungan Kakhovka setelah gagal dalam serangan balik, kata juru bicara Dmitry Peskov.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional. Dia mengatakan di Twitter bahwa penghancuran bendungan "menegaskan kepada seluruh dunia bahwa mereka (pasukan Rusia) harus angkat kaki dari setiap sudut tanah Ukraina."
Bendungan setinggi 30 meter dan panjang 3,2 kilometer itu dibangun pada era Uni Soviet tahun 1956 di Sungai Dnieper sebagai bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka. Bendungan itu juga memiliki waduk seluas 18 kilometer kubik.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut insiden itu "mungkin merupakan bencana teknologi terbesar di Eropa dalam beberapa dekade", yang menempatkan ribuan warga sipil dalam bahaya.
Kepala Komando Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina Vladislav Nazarov mengatakan bahwa sebagian bendungan jebol dan menyebabkan banjir saat ini belum surut.
Vladimir Leontyev, Wali Kota Nova Kakhovka yang dikendalikan Rusia, mengatakan di Telegram bahwa serangan oleh angkatan bersenjata Ukraina menyebabkan katup bendungan rusak sehingga aliran air tidak bisa dikendalikan. Kota Nova Kakhovka terletak di tepi timur Sungai Dnieper,
Leontyev memperingatkan bahwa penghancuran bendungan dapat menyebabkan masalah pasokan air ke Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014, karena Waduk Kakhovka memasok air ke Semenanjung Krimea melalui Kanal Krimea Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Kanal di bagian utara semenanjung itu memenuhi 85 persen kebutuhan air Krimea hingga 2014 sebelum pemerintah Ukraina memutus kanal tersebut sehingga menyebabkan kelangkaan air.
Leonyev mengklaim bahwa tentara Ukraina telah menembaki kota Nova Kakhovka. Meski demikian, dia mengatakan bahwa pemerintahnya saat ini akan fokus untuk mengevakuasi warga.