Finlandia akan Usir 9 Diplomat Rusia dari Negaranya

Para diplomat Rusia ini dituduh bekerja dalam misi intelijen.

AP/Heikki Saukkomaa/Lehtikuva
Presiden Finlandia Sauli Niinisto (ilustrasi). Pemerintah Finlandia akan mengusir sembilan diplomat di Kedutaan Besar Rusia di Helsinki.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI – Pemerintah Finlandia akan mengusir sembilan diplomat di Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Helsinki. Langkah tersebut diambil karena mereka dituduh bekerja dalam misi intelijen.

Baca Juga


Keputusan pengusiran sembilan diplomat Rusia muncul setelah Presiden Finlandia Sauli Niinisto melangsungkan pertemuan dengan komite menteri untuk kebijakan luar negeri dan keamanan. “Tindakan mereka (sembilan diplomat Rusia) bertentangan dengan konvensi Wina tentang hubungan diplomatik,” kata Kantor Kepresidenan Finlandia dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/6/2023).

Kantor Kepresidenan Finlandia mengungkapkan, keputusan  terkait pengusiran akan disampaikan kepada duta besar Rusia untuk negara tersebut.  Kedubes Rusia di Helsinki belum merilis pernyataan soal keputusan Finlandia mengusir sembilan diplomatnya. 

Sauli Niinisto dan komite kementerian luar negeri serta kebijakan keamanan Finlandia juga mengutuk penghancuran bendungan Nova Kakhovka di Ukraina. Mereka menyebut peristiwa itu sebagai bencana kemanusiaan dan lingkungan.

“Ledakan itu menandai eskalasi perang dengan cara baru, menyebabkan kerusakan luas di Ukraina bagi warga sipil dan lingkungan,” kata mereka.

Ukraina telah menuduh Rusia sebagai dalang di balik hancurnya bendungan Nova Kakhovka. Sementara Moskow mengatakan Kiev sendirilah yang telah melakukan aksi sabotase terhadap bendungan tersebut.

“Jelas salah satu tujuan dari tindakan sabotase ini adalah menghilangkan Krimea dari permukaan air di waduk, dan pasokan air ke kanal berkurang secara drastis,” ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa lalu.

Jebolnya bendungan Nova Kakhovka memang disebut akan mengancam pasokan air di Krimea, wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler