Malaysia Minta Bantuan Interpol untuk Lacak Komika Singgung Insiden MH370
Komika tersebut mengejek Malaysia dan membuat lelucon tentang hilangnya MH370.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia akan meminta bantuan Interpol untuk melacak dan menyelidiki penggiat komedi tunggal atau komika Jocelyn Chia. Dia mengejek Malaysia dan membuat lelucon tentang hilangnya Penerbangan MH370 Malaysia Airlines.
Kepala kepolisiannya Malaysia Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan pada Selasa (13/6/2023), Malaysia pekan ini meminta lokasi dan identitas lengkap Chia. Data tersebut berguna bagi Interpol untuk memfasilitasi penyelidikan lebih lanjut.
Sani mengatakan, Malaysia akan menyelidiki komentar Chia berdasarkan undang-undangnya terkait dengan provokasi, hasutan, dan publikasi konten daring yang menyinggung. Seorang juru bicara polisi Malaysia mengkonfirmasi pernyataan tersebut.
Chia merupakan komedian yang berbasis di New York. Dia memicu kontroversi di Malaysia dan Singapura bulan ini setelah memposting di media sosial sebuah cuplikan yang menampilkan dirinya bercanda tentang pesawat yang hilang sembilan tahun lalu dengan 239 orang di dalamnya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada akhir pekan lalu, Chia mengatakan, dia tetap menilai itu lelucon meskipun ada kontroversi. Namun klip pendek yang dibagikan di media sosial membuatnya keluar dari konteks.
"Setelah direnungkan, saya melihat bahwa menjadikan ini sebagai klip yang dilihat dari konteks klub komedi itu berisiko," kata Chia seperti yang dilaporkan.
Komedi yang disampaikan Chia yang juga menyentuh hubungan sejarah antara Malaysia dan Singapura yang bertetangga. Pernyataan itu juga memicu kemarahan di Singapura.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan meminta maaf kepada warga Malaysia atas komentar Chia. Dia mengatakan, komedian itu tidak berbicara atas nama warga Singapura.
Pengejaran Malaysia terhadap Chia terjadi di tengah tindakan keras terhadap kebebasan berbicara. Tahun lalu, sebuah klub komedi ditutup menyusul tuduhan bahwa mereka menampung komika yang menyentuh isu-isu ras dan agama yang sensitif.