ITDC: Dampak MotoGP 2022 Capai Rp 4.500 Miliar untuk Perekonomian Nasional
Penyelenggaraan MotoGP 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Ari Respati, mengatakan pembangunan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika atau the Mandalika membutuhkan biaya yang tidak kecil. Ari menyampaikan pengembangan the Mandalika mendapat dukungan dari berbagai pihak, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, serta masyarakat sekitar kawasan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB.
"Sejak dibangun pada 2015 di atas lahan dengan luas kurang lebih 1.174 hektare, the Mandalika menjadi kawasan pariwisata terintegrasi yang dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, Utility Duct, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Jaringan Listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau Pertamina Mandalika International Circuit," ujar Ari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (18/6/2023).
Tak hanya itu, lanjut Ari, melalui event internasional di kawasan the Mandalika seperti MotoGP dan World SBK, telah memberikan efek berganda bagi masyarakat yang dibuktikan melalui besarnya dampak ekonomi bagi NTB dan nasional. Ari menyebut dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp 3.570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp 4.500 miliar bagi perekonomian nasional.
"Penyelenggaraan MotoGP 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang, serapan tenaga kerja 4.600 orang, estimasi belanja penonton Rp 545.22 miliar, perputaran uang penonton Rp 697.88 miliar, promosi Rp 25.860 juta, akomodasi Rp 42.7 miliar, dan UMKM Rp 23.08 miliar," ucap Ari.
Dalam pembangunan kawasan the Mandalika pada 2015 dan 2020, Ari sampaikan, ITDC telah memperoleh dukungan Pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) secara tunai dengan total Rp 750 miliar. Selain itu, ITDC juga memperoleh dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pinjaman yang telah dimanfaatkan adalah sebesar Rp 3,4 triliun.
(Pendanaan ITDC yang bersumber dari bank saat ini masih....)
Ari menyampaikan pendanaan ITDC yang bersumber dari bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya. Pasalnya, sumber penghasilan usaha yang didapatkan dari kawasan the Nusa Dua dan bisnis lainnya melalui anak dan cucu usaha ITDC.
"Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ke depan, ITDC akan melakukan terobosan bisnis antara lain melakukan optimalisasi aset dengan Mitra Investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni, khususnya di the Nusa Dua," lanjut Ari.
Ari menceritakan selama hampir 50 tahun, ITDC dulunya BTDC (Bali Tourism Development Corporation), telah mengembangkan the Nusa Dua, Bali, dari sebuah area yang sunyi dan tandus di Bali Selatan menjadi salah satu destinasi pariwisata kelas dunia terbaik di Indonesia dan dunia hingga saat ini. Saat ini, ucap Ari, ITDC dipercaya mempercepat pembangunan KEK Mandalika sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
"Selain itu, ITDC kembali mendapat penugasan yang ketiga oleh Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2021,
untuk pembangunan dan pengembangan kawasan Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Ari.
Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar mengatakan dampak pandemi covid-19 sangat mempengaruhi sektor pariwisata. ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata akan melalukan reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut di atas.
"Sehingga meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada para kreditur yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan kami ke depan," kata Fajar.