Oksigen Menipis, Tim Penyelamat Kapal Selam Titanic Punya Waktu 40 Jam Lagi
Pasokan oksigen pada Titan diperkirakan hanya tersisa untuk sekitar 40 jam ke depan.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Tim penyelamat internasional masih berusaha menemukan Titan, yakni kapal selam wisata yang hilang saat hendak mengunjungi bangkai kapal Titanic di Samudra Atlantik. Waktu mereka kian sempit karena pasokan oksigen pada Titan diperkirakan hanya tersisa untuk sekitar 40 jam ke depan.
Keterangan terkait sisa oksigen pada Titan itu diungkap Kapten Jamie Frederick dari Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) saat memberikan keterangan pers di Boston pada Selasa (20/6/2023). Jika perkiraan Frederick tepat, pasokan oksigen Titan akan habis pada Kamis (22/6/2023) pagi waktu setempat.
“Ini adalah pencarian yang sangat kompleks dan tim terpadu bekerja sepanjang waktu untuk membawa semua aset serta keahlian yang tersedia secepat mungkin dalam upaya memecahkan masalah yang sangat kompleks ini,” kata Kapten Frederick.
Situs Titanic berada sekitar 1.450 kilometer di timur Cape Cod dan 644 km di selatan St John's, Newfoundland, Kanada. Tim penyelamat, yang di dalamnya termasuk angkatan laut AS dan Kanada, menjelajahi area seluas 20 ribu kilometer persegi untuk menemukan Titan.
Andrew Norris, seorang pensiunan kapten Penjaga Pantai AS mengungkapkan, dia memahami tantangan yang dihadapi tim penyelamat dalam proses pencarian Titan. “Saya dapat menjamin mereka menjelajahi dunia untuk mencari aset yang bahkan mampu beroperasi di kedalaman (bangkai) Titanic,” ujarnya saat diwawancara The National.
Bangkai Titanic terletak di kedalaman sekitar 3.800 meter. Pada kedalaman tersebut, tekanan air hampir 400 kali lebih besar daripada di permukaan. “Jika kapal (Titan) di permukaan, prosedur (pencarian) sudah dikenal dan diasah dengan baik. Jika tidak, maka Anda pergi dengan pencarian bawah air dan itu benar-benar di luar ruang kemudi penjaga pantai,” ata Norris yang pensiun dari jabatannya pada 2016 lalu setelah aktif selama 26 tahun di Penjaga Pantai AS.
Sementara itu, Laksamana Muda John Mauger dari Penjaga Pantai AS mengungkapkan, area pencarian Titan diperluas. "Saat kami melanjutkan pencarian ini, kami telah bekerja sepanjang malam dengan sekelompok mitra yang luas guna membawa semua kemampuan untuk melihat, baik di permukaan dan sekarang memperluas ke bawah permukaan di area tersebut," kata Mauger saat diwawancara CNN, Selasa lalu.
Dalam operasi pencarian AS dan Kanada mengerahkan kapal serta pesawat. Mereka bergerak di daerah sekitar 1.450 kilometer Cape Cod. Menurut Mauger, pelampung sonar yang dapat memantau hingga kedalaman 3.962 meter juga sudah dijatuhkan di area pencarian.
Prancis akan turut terlibat dalam operasi pencarian. Mereka bakal mengirim kapal bernama Atalante yang dikelola oleh lembaga penelitian Ifremer. “Kapal (Atalante) membawa robot otonom Victor 6000 yang mampu turun hingga kedalaman 6.000 meter, melampaui 3.800 meter dari posisi bangkai kapal (Titanic),” kata Ifremer dalam sebuah pernyataan pada Selasa lalu.
Kapal Atalante diharapkan tiba di lokasi pencarian pada Rabu (21/6/2023) malam waktu setempat. Keputusan Ifremer mengerahkan Atalante diambil setelah Angkatan Laut AS mengontak mereka dan meminta bantuan untuk operasi pencarian kapal selam yang hilang.
Kapal selam Titan dimiliki oleh OceanGate Expedition. Titan, yang memiliki panjang 6,5 meter, menyelam pada Ahad (18/6/2023) lalu untuk mengunjungi bangkai kapal Titanic. Namun sekitar satu jam 45 menit setelah menyelam, kontak dengan Titan terputus.
Terdapat lima orang dalam kapal selam tersebut. Mereka adalah Paul-Henri Nargeolet, Hamish Harding, Stockton Rush, dan Shahzada Dawood serta putranya, Sulaeman. Paul-Henri Nargeolet adalah penjelajah asal Prancis berusia 77 tahun. Hamish Harding (58 tahun) adalah pengusaha asal Inggris. Shahzada Dawood (48 tahun) juga seorang pengusaha asal Pakistan. Sementara Stockton Rush adalah CEO OceanGate.