Vladimir Putin Sebut Serangan Balik Ukraina Aneh

Pasukan Rusia menebar ranjau di 200 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina.

Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow melihat "jeda" dalam serangan balik Ukraina. Ia menambahkan Kiev mengalami banyak kerugian dalam serangan-serangannya di selatan.

Baca Juga


Hal disampaikan saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kemajuan tentara nya "lebih lambat dari yang diinginkan." Tapi Kiev tidak akan menekan untuk mempercepatnya.

Semakin seringnya Putin berbicara mengenai situasi di medan perang, mungkin mencerminkan perang yang berlangsung selama 16 bulan sudah mencapai momen kritisnya. Setelah Ukraina melancarkan serangan balik yang lama dinantikan.

"Cukup aneh, pada saat ini kami melihat jeda tertentu, ini karena fakta musuh menderita kerugian besar, baik dari segi personel maupun peralatan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, Rabu (21/6/2023).

Namun, ia mengatakan potensi serangan Ukraina "belum habis, juga masih ada cadangan yang sedang musuh pikirkan di mana dan bagaimana memperkenalkannya." Untuk kedua kalinya kurang dalam dua pekan, ia kembali mengatakan pasukan Ukraina tidak memiliki "kesempatan."

BBC mengutip Zelenskyy yang mengatakan dalam sebuah wawancara, militernya tidak akan maju dengan mudah. Karena pasukan Rusia menebar ranjau di 200 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina.

"Apa pun yang diinginkan beberapa orang, termasuk upaya menekan kami, dengan segala hormat, kami akan maju di medan perang dalam cara yang kami anggap terbaik," kata Zelenskyy.

Ukraina mengatakan sejauh ini militernya sudah merebut kembali delapan desa dari pasukan Rusia. Meski hanya satu dalam satu pekan terakhir.

Bertolak belakang dari pernyataan Putin mengenai jeda serangan balik Ukraina. Di media sosial Twitter, intelijen militer Inggris mengatakan "perang di sektor-sektor di selatan Ukraina masih intens."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler