Israel tak Persoalkan Membunuh Anak-Anak dalam Serangan ke Jenin

Pasukan Israel membunuh mereka yang berusia antara 16 dan 18 dalam operasi di Jenin.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Warga Palestina melakukan prosesi pemakaman 12 orang yang meninggal oleh pasukan Israel, di Jenin, Rabu (5/7/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN – Pembawa acara BBC News mempertanyakan operasi militer Israel yang membunuh anak-anak Palestina. Israel melakukan penyerangan terhadap Jenin, Tepi Barat selama dua hari sejak Senin dan berakhir pada Selasa (4/7/2023). 

Baca Juga


Sebanyak 12 warga Palestina meninggal dan 140 orang lainnya terluka. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, lima di antaranya adalah anak-anak. Terkait hal ini, BBC News melakukan wawancara dengan mantan perdana menteri Israel, Naftali Bennett dari Yerusalem. 

Pembawa acara Anjana Gadgil membuka bincang-bincang tersebut dengan menyapa Bennett, menyatakan selamat malam. Bennet bergabung dalam wawancara dari Yerusalem. Setelah itu, ia langsung menyampaikan pertanyaan pembuka kepada Bennet, Israel menyebut penyerbuan ke Jenin merupakan operasi militer. 

‘’Namun, kita tahu sekarang anak-anak muda dibunuh, empat di antaranya berumur di bawah 18 tahun. Apakah ini benar-benar yang militer Israel lakukan? Membunuh mereka yang berusia antara 16 dan 18 tahun?’’ tanya Gadgil.

Bennett yang mengunggah bagian wawancara itu di akun Twitter-nya, dalam acara itu menjawab pernyataan Gadgil dengan mengatakan semua yang terbunuh dalam operasi di Jenin adalah militan.’’Faktanya, mereka teroris muda yang memutuskan memanggul senjata.’’

Dalam beberapa waktu sebelumnya, warga Israel juga tewas oleh teroris yang dikirim dari kamp pengungsi Jenin. Menurut dia, Jenin menjadi epsientrum aksi terorisme dan militer Israel memasuki Jenin untuk mengatasi aksi mereka terhadap warga Israel. 

Maka dalam kasus ini, tegas Bennett, semua warga Palestina yang terbunuh dalam operasi tersebut adalah teroris. Lalu, Gadgil menimpali ,‘’Teroris tetapi anak- anak.’’ Lalu menambahkan,’’Pasukan Israel happy (senang) membunuh anak-anak.’’

Bennett kembali menyampaikan jawaban, ini sebab mereka membunuh warga Israel. ‘’Jika ada warga Palestina berusia 17 tahun menembak keluargamu, bagaimana Anjana?’’ tanya Bennett, berdiam sejenak menunggu jawaban Gadgil. 

PBB mengategorikannya sebagai anak-anak...

Gadgil lalu menyatakan, pada kasus ini, dalam pandangan Bennet mereka adalah teroris tetapi PBB mengategorikannya sebagai anak-anak. Bennett kembali bertanya lagi ke Gadgil apa sebutan seorang berusia 17 tahun dengan senapan menembak keluarganya. 

Sang pembawa acara kembali menekankan PBB mengategorikan mereka sebagai anak-anak. Dalam operasi militer Israel di Jenin, empat orang berusia antara 16 dan 18 terbunuh. Perdebatan pun berlanjut, Bennett menyatakan bagaimana anak 17 tahun bisa membunuh sipil. 

Gadgil melanjutkan, operasi militer Israel tak memenuhi tujuan yang ingin dicapai Israel menghentikan serangan termasuk dengan menewaskan mereka yang dikategorikan anak-anak, tetapi pada kenyataannya terjadi pembalasan serangan ke Tel Aviv. Pada Selasa lalu, Hamas melukai delapan warga Tel Aviv. 

Seorang anggota Hamas menabrakkan mobil ke trotoar, menabrak dua orang. Kemudian ia keluar mobil melalui jendela mengejar orang lain dengan menggenggam senjata. Ia kemudian meninggal ditembak warga bersenjata. 

Pasukan Israel memutuskan keluar dari kamp pengungsi Jenin pada Selasa (4/7/2023) tengah malam. Meninggalkan kerusakan besar di Jenin. Setelah pasukan Israel pergi, warga Jenin kembali ke kamp pengungsian yang sebelumnya digempur militer Israel. 

Sebagian warga, mempersiapkan pemakaman, memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal akibat senjata pasukan Israel. Lainnya, beres-beres, memperbaiki berbagai kerusakan di kamp yang berusia 75 tahun itu. 

Jalan setapak rusak dan bergelombang akibat dilalui kendaraan berat seperti buldoser dan kendaraan lapis baja. Akibat lainnya, pipa air pecah membuat air mengucur ke mana-mana. Selokan berisi puing-puing reruntuhan. Mereka harus membersihkan sisa-sisa kerusakan ini.

‘’Mereka tak mendapatkan apa yang diinginkan. Anak-anak muda kami baik-baik saja, keluarga, dan juga kamp kami,’’ kata Mutasem Estatia, ayah enam anak, Rabu (5/7/2023). Dalam dua malam serangan Israel kamp Jenin, ia menyingkir dari sana, menyelamatkan diri.

‘’Ada 12 syahid dan kami bangga atas mereka tetapi kami lebih berharap kerusakan daripada kematian mereka,’’ Estatia. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler