Ukraina Balas Ancam Kapal Pengangkut Rusia di Laut Hitam

Rusia keluar dari kesepakatan koridor gandum Laut HItam.

AP Photo/Khalil Hamra
Kapal kargo berlabuh di Laut Hitam menunggu untuk menyeberangi selat Bosporus di Istanbul, Turki, Kamis, 17 November 2022.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Kamis (20/6/2023), akan mempertimbangkan semua kapal sebagai calon pengangkut kargo militer mulai 21 Juli. Kapal-kapal itu yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Rusia dan pelabuhan Ukraina di Laut Hitam yang diduduki oleh Rusia.

"Nasib kapal penjelajah 'Moskva' membuktikan bahwa Pasukan Pertahanan Ukraina memiliki sarana yang diperlukan untuk mengusir agresi Rusia di laut," kata Kementerian Pertahanan Ukraina mengacu pada kapal Armada Laut Hitam Rusia yang tenggelam tahun lalu.

"Kementerian Pertahanan Ukraina memperingatkan bahwa mulai pukul 00:00 pada 21 Juli 2023 semua kapal yang menuju perairan Laut Hitam ke arah pelabuhan laut Federasi Rusia dan pelabuhan laut Ukraina di wilayah Ukraina yang sementara diduduki oleh Rusia dapat dianggap oleh Ukraina sebagai membawa kargo militer dengan semua risiko yang relevan," ujarnya.

Peringatan ini muncul sehari setelah Rusia mengumumkan setiap kapal yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina akan dianggap membawa kargo militer.  Moskow pada awal pekan ini memutuskan keluar dari Black Sea Grain Initiative yang ditengahi oleh PBB dan Turki setahun yang lalu.

Kesepakatan itu sebelumnya mengizinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina dengan aman ke Laut Hitam. Namun, keputusan terbaru Rusia ini telah mencabut jaminan navigasi yang aman.

Pejabat Ukraina mengungkapkan ingin melanjutkan pengiriman biji-bijian Laut Hitam dan mencoba membuat rute sementara. Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengatakan bahwa navigasi di bagian timur laut Laut Hitam dan Selat Kerch-Yenikal Ukraina dilarang sejak pukul 05.00 pada 20 Juli. 

Baca Juga


 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler