Putin: Rusia akan Atur Pasokan Biji-bijian ke Afrika

Rusia akan mengatur pasokan biji-bijian, makanan, pupuk, dan lainnya ke Afrika

AP
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan terus berupaya memasok biji-bijian dan pupuk ke Afrika
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- ​​​​​​Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan terus berupaya memasok biji-bijian dan pupuk ke Afrika. Rusia sebelumnya menangguhkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang disepakati dengan Ukraina, PBB, dan Turki pada pekan lalu.

“Terlepas dari sanksi (Barat), Rusia akan terus bekerja dengan penuh semangat untuk mengatur pasokan biji-bijian, makanan, pupuk, dan lainnya ke Afrika," ujar Putin dalam sebuah artikel yang dirilis oleh Istana Kremlin dikutip dari Anadolu Agency.

Menurut Putin, Moskow sangat menghargai dan akan terus mengembangkan secara dinamis seluruh rangkaian hubungan ekonomi dengan Afrika. "Baik dengan masing-masing negara maupun dengan asosiasi integrasi regional, dan, tentu saja, dengan Uni Afrika,” kata Putin.

Rusia menyambut baik strategi Uni Afrika untuk integrasi ekonomi lebih lanjut dan pembentukan Area Perdagangan Bebas Benua Afrika (AfCFTA). Moskow juga siap untuk membangun hubungan pragmatis dan saling menguntungkan, termasuk melalui Uni Ekonomi Eurasia.

Putin menegaskan, Rusia sangat mementingkan KTT Rusia-Afrika yang akan datang di St. Petersburg pada 27-28 Juli. Dia menyatakan, bahwa deklarasi komprehensif direncanakan akan diadopsi berdasarkan hasil KTT, sementara banyak perjanjian dan memorandum antar pemerintah sedang disiapkan untuk ditandatangani.

Presiden Rusia itu pun menyinggung Black Sea Grain Initiative yang berakhir pada 17 Juli. Dia menyatakan, bahwa kesepakatan itu digunakan di Barat untuk memperkaya bisnis besar Amerika Serikat dan Eropa yang mengekspor dan menjual kembali biji-bijian dari Ukraina.

“Nilai sendiri: selama hampir satu tahun, sebagai bagian dari 'kesepakatan', total 32,8 juta ton kargo diekspor dari Ukraina, di mana lebih dari 70 persen dikirim ke negara-negara dengan tingkat pendapatan menengah ke atas, termasuk Uni Eropa, sementara negara-negara seperti Ethiopia, Sudan, dan Somalia, serta Yaman dan Afghanistan, menyumbang kurang dari tiga persen dari total volume, kurang dari satu juta ton,” kata Putin.

Putih kembali menegaskan persyaratan dalam kesepakatan biji-bijian mengenai penarikan Bank Pertanian Rusia dari sanksi untuk mengekspor biji-bijian dan pupuk ke pasar dunia tidak terpenuhi. "Bahkan sumbangan pupuk mineral kami ke negara-negara termiskin yang membutuhkan terhalang," ujarnya.

Kelanjutan dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pun, menurut Putin, tidak membenarkan tujuan kemanusiaan. Tindakan itu dinilai telah kehilangan maknanya.

"Kami keberatan dengan perpanjangan lebih lanjut dari 'kesepakatan' sejak 18 Juli… Saya ingin meyakinkan Anda bahwa negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina baik secara komersial maupun gratis, terutama karena kami kembali mengharapkan rekor panen tahun ini,” kata Putin.

Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada 17 Juli, sebab bagian Rusia dari perjanjian itu tidak dilaksanakan. Moskow meminta pelonggaran pembatasan dalam industri perbankan dan kemampuan untuk mengirimkan pupuknya sebelum kembali ke perjanjian..

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler