Ciuman 'Gay' The 1975 Bikin Fans Kecewa, Akhirnya Blokir Lagu Band Itu di Spotify

Sebagian fans menghapus dan memblokir lagu The 1975 di Spotify.

EPA
Band asal Inggris The 1975. Muncul
Rep: Meiliza Laveda Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah aksi amoral yang dilakukan oleh band asal Inggris The 1975 di Malaysia, beberapa penggemar menghapus dan memblokir lagu band tersebut dari akun Spotify-nya. Aksi ciuman gay antara vokalis Matty Healy dengan pemain bas Ross MacDonald menimbulkan kerugian dari banyak pihak.

Baca Juga


Pemerintah Malaysia segera menghentikan acara tersebut sehingga banyak musisi lain yang tidak bisa tampil, termasuk musisi lokal. Karena kecewa dan marah, salah seorang penggemar di Twitter menyerukan untuk menghapus dan memblokir lagu The 1975 di Spotify. Cara ini diyakini dapat menghentikan royalti ke band itu.

“Menghapus dan memblokir The 1975 dari Spotify saya sehingga mereka tidak bisa lagi mendapatkan uang dari saya. Solidaritas bersama mereka yang terdampak dari aksi bodoh band,” kata @sengf****.

Cuitan tersebut mendapat perhatian luas dan mayoritas mendapat dukungan. Hingga saat ini, cuitan itu sudah mendapat 48,1 ribu tayangan.

“Moralitas harus didahulukan,” ujar @salfok*****.

“Saya juga melaporkannya sebagai ujaran kebencian,” ucap @Laika****.

“Aku juga, tidak akan memutar lagu itu lagi,” kata @kuyak*****.

Namun, ada juga yang kontra terhadap seruan itu. Menurutnya, cukup membenci personel band, bukan karyanya.

Wkwk keren sampai segitunya. Padahal lagunya enggak salah, vokalisnya doang yang pea,” kata @nikenann****.

Terkait royalti musisi, sebenarnya musik di Spotify mendapat dua jenis royalti. Pertama royalti rekaman yaitu uang yang harus dibayarkan kepada pemegang hak untuk rekaman yang di-streaming di Spotify dan dibayarkan kepada artis melalui pemberi lisensi yang mengirimkan musik tersebut. Biasanya label rekaman atau distributor mereka.

Kedua ada royalti penerbitan yaitu uang yang harus dibayarkan kepada penulis lagu atau pemilik komposisi. Pembayaran ini dikeluarkan kepada penerbit, lembaga pengumpul royalti, dan agen mekanis berdasarkan wilayah penggunaan. Saat sebuah lagu diputar di Spotify, pemegang hak menerima royalti untuk lagu itu, baik lagu diputar oleh pelanggan Premium atau yang melihat iklan.

Dilansir situs Spotify pada Selasa (25/7/2023), dalam banyak kasus, pembayaran royalti dilakukan sebulan sekali. Namun, waktu yang jelas dan jumlah banyak musisi dibayar tergantung pada perjanjian mereka dengan label rekaman atau distributor.

Setelah Spotify membayar pemegang hak menurut pembagian streaming mereka, label rekaman dan distributor (untuk penulis lagu, lembaga pengumpul royalti dan penerbit) membayar musisi sesuai dengan perjanjian masing-masing. Spotify tidak mengetahui perjanjian yang ditandatangani musisi dengan label rekaman mereka sehingga platform tidak dapat menjawab alasan pembayaran pemegang hak mencapai jumlah tertentu dalam bulan tertentu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler