Anggota DPR Sebut Ada WNA di Bali Konsumsi Elpiji Subsidi 3 Kg

WNA di Bali yang punya rumah atau vila sendiri ada yang mengkonsumsi elpiji subsidi.

Antara/Fikri Yusuf
Warga antre untuk membeli gas elpiji 3 kg saat pelaksanaan operasi pasar di kawasan Legian, Badung, Bali, Kamis (27/7/2023). Operasi pasar yang diselenggarakan serentak di enam titik di Kabupaten Badung itu guna mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kg di tingkat konsumen terutama menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta menyebutkan ada warga negara asing (WNA) ikut membeli elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram di Bali. Padahal, produk elpiji menyerupai melon itu diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia yang masih miskin.

Baca Juga


“Orang asing yang punya rumah sendiri, vila, pondok sendiri ternyata mereka memanfaatkan. Saya lihat sendiri di lapangan,” kata Parta ketika meninjau distribusi elpiji subsidi, di Denpasar, Ahad (30/7/2023).

Menurut dia, WNA yang ikut membeli elpiji subsidi itu diperkirakan karena penjual enggan berdebat dengan orang asing tersebut. “Iya dia ambil juga kan dikasih juga. Orang juga tidak bisa berdebat dia (WNA) boleh atau tidak (membeli),” ujarnya pula.

Politikus asal Kabupaten Gianyar, Bali itu tidak memberikan detail apakah WNA itu berbelanja elpiji subsidi di pangkalan atau di pengecer. Adapun harga elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali mencapai Rp 18 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022.

“Ini i butuh ada ketegasan juga siapa yang berhak dan siapa yang tidak berhak,” katanya lagi.

Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya melakukan registrasi pembelian subsidi elpiji tiga kilogram di tingkat pangkalan elpiji resmi. Konsumen, kata dia, membeli elpiji subsidi meregister melalui nomor induk kependudukan (NIK) di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Ia pun membutuhkan dukungan masyarakat terkait kebijakan itu, agar dapat dilakukan identifikasi dan subsidi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada negara.

“Kami harus pertanggungjawabkan kepada negara siapa saja yang ambil (elpiji subsidi),” katanya.

Berdasarkan data Pertamina, dari sekitar 237.500 unit pangkalan resmi elpiji di Indonesia, sebanyak 3.578 unit pangkalan di antaranya berdiri di Bali. Berdasarkan data Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, per Ahad (30/7/2023), jumlah penduduk di Bali yang sudah melakukan registrasi pembelian elpiji subsidi tiga kilogram sudah mencapai 108 ribu dan diperkirakan akan terus bertambah.

Sedangkan konsumsi rata-rata harian untuk produk elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali mencapai 264.000 tabung. Pada Rabu (26/7/2023), Pertamina menambah pasokan elpiji subsidi itu secara bertahap mencapai 368.480 tabung atau sekitar 139 persen dari rata-rata penyaluran harian elpiji berbentuk melon itu di Bali.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler