Rumah Kakao, Jurus Dongkrak Bisnis Cokelat dan Sejahterakan Petani
Rumah kakao digunakan untuk lokasi produksi bahan baku cokelat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Produk kakao Indonesia diminati oleh berbagai negara. Belum lama ini puluhan ton bubuk kakao atau cokelat telah dikirim ke India, Mesir, dan Turki.
Potensi bisnis kakao yang besar itu pula yang membuat MMS Group Indonesia (MMSGI) melalui anak perusahaannya, PT Multi Harapan Utama (MHU) terus berupaya mengembangkan perkebunan kakao milik Kelompok Tani Lalut Isau pada akhir 2022.
Sejak lama tim Community Development MHU telah melihat potensi perkebunan kakao Kelompok Tani Lalut Isau yang masuk ke dalam area ring satu kegiatan pertambangan MHU yang berlokasi di wilayah administrasi Sungai Payang, Desa Lung Anai, Kalimantan Timur.
Perkebunan tersebut memiliki luas sebesar 100 hektare dengan populasi 50 orang. Seorang petani mampu mengurus sekitar dua hektare lahan dengan penghasilan Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram biji kakao mentah.
MHU bersama dengan mitra lainnya di antaranya Universitas Kutai Kartanegara, Dinas Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember pun siap mendirikan rumah kakao yang nantinya digunakan untuk lokasi produksi bahan baku cokelat. Program CSR ini juga akan menyediakan tujuh peralatan produksi dan pelatihan berkebun untuk masyarakat.
Dalam acara peresmian program CSR perbaikan Sarana Air Bersih (SAB) Desa Lung Anai pada Mei 2023 silam, MHU bersama Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara juga melakukan penyuluhan teknis fermentasi biji kakao kepada masyarakat. Bupati Kutai Kartanegara turut hadir untuk menyerahkan secara simbolis bantuan MHU berupa kotak fermentasi biji kakao.
“Harapan kami, rumah produksi kakao Desa Lung Anai ini dapat memiliki produk unggulan. Ditargetkan selesai pada September 2023, semoga ke depannya dapat terus mendukung kegiatan UMKM masyarakat,'' ujar Wijayono Sarosa, General Manager Mining Support MHU dalam siaran pers, Jumat (11/8/2023).