Puncak Kemarau Agustus, Suhu Udara di Ciayumajakuning 34-36 Derajat Celsius

Dengan adanya fenomena El Nino, musim kemarau diperkirakan bisa lebih panjang.

Republika/Thoudy Badai
(ILUSTRASI) Warga beraktivitas memakai payung saat kondisi cuaca panas.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Suhu udara di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Jawa Barat, terasa panas dan kering. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini sudah masuk puncak musim kemarau.

Baca Juga


Pelaksana Tugas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, Agustus ini masuk puncak musim kemarau untuk sebagian besar daerah di wilayah Ciayumajakuning.

“Suhu maksimum pada Agustus ini di wilayah Ciayumajakuning mencapai 34-36 Celsius,” ujar pria yang akrab disapa Faiz itu kepada Republika, Senin (14/8/2023).

Pada pekan terakhir Juli lalu, suhu udara di wilayah Ciayumajakuning berkisar 33-35 derajat Celcius. Selain suhu udara yang panas, Faiz mengatakan, kelembapan udara di wilayah Ciayumajakuning saat ini juga rendah, yakni mencapai sekitar 40 persen. Kondisi itulah yang menyebabkan udara juga terasa kering.

Berdasarkan pantauan Republika di wilayah Indramayu Kota, suhu udara terasa panas sejak sekitar pukul 09.00 WIB. Suhu udara akan semakin bertambah panas dan kering pada siang hari. Suhu udara mulai menurun setelah pukul 15.00 WIB.

Dalam menghadapi musim kemarau yang panas dan kering seperti sekarang ini, BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati mengimbau masyarakat memperbanyak konsumsi air minum untuk menghindari dehidrasi tubuh. Selain itu, gunakan pelembap atau losion agar kulit tidak kering.

Bila keluar rumah, masyarakat disarankan menggunakan tabir surya. Selain itu, warga dapat menggunakan kacamata dan masker untuk menghalau silau dan debu.

Saat musim kemarau yang kering, masyarakat diminta juga menghemat penggunaan air. Selain itu, mewaspadai potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

Dalam kondisi normal, Faiz mengatakan, musim kemarau biasanya berlangsung hingga Oktober atau awal November. Namun, dengan adanya fenomena iklim El Nino, bisa berdampak terhadap lamanya musim kemarau. “Musim kemarau bisa lebih panjang dari normalnya,” kata Faiz.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler