Delegasi OKI Mendarat di China, Berencana Kunjungi Xinjiang
Hal ini dilakukan untuk mengamati kondisi kehidupan komunitas Muslim di Xinjiang.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Delegasi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tiba di China pada Kamis (17/8/2023) kemarin. Kunjungan ini dipimpin oleh Duta Besar Dya-Eddine Bamakhrama, perwakilan tetap Djibouti untuk OKI,
Adapun delegasi tersebut terdiri dari delegasi tetap dan perwakilan dari 25 negara anggota OKI, termasuk Arab Saudi, yang merupakan ketua kelompok Islam tersebut saat ini.
Berdasarkan sebuah pernyataan dari OKI, disampaikan bahwa kehadiran delegasi tersebut untuk membahas hubungan dengan Beijing. Pembahasan ini akan diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri China Deng Li.
"Kedua belah pihak berbagi pendapat tentang hal-hal yang menjadi kepentingan bersama, termasuk status komunitas Muslim di China," kata pernyataan tersebut dikutip di Anadolu Agency, Jumat (18/8/2023).
Tidak hanya itu, dalam pernyataan itu juga disampaikan rencana delegasi OKI mengunjungi Xinjiang. Hal ini dilakukan untuk mengamati kondisi kehidupan komunitas Muslim di daerah tersebut.
Xinjiang adalah sebuah provinsi barat laut China. Wilayah ini merupakan rumah bagi komunitas etnis Uighur, yang sebagian besar beragama Islam.
Negara China selama ini telah menghadapi kritik, atas dugaan penganiayaan terhadap Uighur. Namun, Beijing dengan tegas telah menolak tuduhan tersebut.
Tidak hanya itu, para delegasi OKI juga dijadwalkan bertemu dengan pejabat Partai Komunis China. Pertemuan tersebut akan dimanfaatkan untuk membahas kemitraan strategis antara OKI, negara anggotanya dan Republik Rakyat China.
“Mereka fokus di berbagai bidang, termasuk kesehatan dan pendidikan,” kata pernyataan itu.
Untuk diketahui, daerah Otonomi Uighur Xinjiang adalah salah satu dari lima daerah otonom China yang diperuntukkan bagi etnis minoritas. Wilayah ini dihuni oleh 47 kelompok etnis, termasuk populasi Han, Uigur, Kazak, Hui, Mongolia, Kirgiz, Uzbek, dan Rusia.
Wilayah ini menawarkan harta karun budaya etnis. Orang-orang dari semua kelompok etnis dapat menjunjung tinggi praktik budaya mereka dan hidup bersama secara harmonis.
Di zaman kuno, Xinjiang adalah salah satu pusat yang menghubungkan Barat dan Timur, dengan Jalan Sutra yang terkenal melewatinya. Letak geografis itulah yang membuat Xinjiang begitu akomodatif terhadap beragam tradisi.
Setelah berdirinya Republik Rakyat China pada 1949 dan pembentukan wilayah tersebut pada 1955, rakyat di wilayah ini telah menyaksikan kemajuan yang luar biasa baik secara ekonomi maupun sosial.
Adapun Xinjiang Uighur merupakan kelompok etnis China yang pandai menyanyi dan menari. Tarian rakyat Kashgar adalah harta karun seni tari China, sehingga Kashgar di Xinjiang juga dikenal sebagai “rumah nyanyian dan tarian”.