Pencernaan Jadi Bermasalah, Ini Asupan Makanan Terbaik untuk Atasi Efek Samping Antibiotik

Konsumsi antibiotik bisa pengaruhi sistem pencernaan.

www.freepik.com.
Obat-obatan (ilustrasi). Antibiotik dapat memengaruhi keberadaan mikroba baik di sistem pencernaan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi antibiotik kerap ditujukan untuk menghilangkan atau mencegah infeksi. Akan tetapi, ada antibiotik tertentu, misalnya Clindamycin yang diminum setelah operasi, bisa memiliki pengaruh tambahan terhadap tubuh, utamanya pada usus dan pencernaan.

Dokter sekaligus pakar gastroentologi, Will Bulsiewicz, membahas masalah di balik penggunaan antibiotik tersebut dan dampaknya. Gastroenterologi merupakan spesialisasi ilmu kedokteran yang berkonsentrasi pada penyakit sistem pencernaan.

"Antibiotik itu biasa digunakan untuk membasmi bakteri anaerob. Masalahnya, sebagian besar mikroba di usus kita adalah bakteri anaerob," ujar Bulsiewicz, dikutip dari laman Daily Record, Kamis (24/8/2023).

Bakteri anaerob merupakan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk tumbuh dan berkembang biak. Sebenarnya, bakteri ini ada di tubuh manusia sebagai flora normal, namun dapat menimbulkan penyakit atau menurunkan daya tahan tubuh dalam keadaan tertentu seperti operasi.

Akibatnya, ketika antibiotik mencoba melindungi tubuh dari bakteri itu, secara bersamaan akan ada kerusakan tambahan. Untuk memulihkan lagi sistem pencernaan setelah mengonsumsi antibiotik, ada beberapa makanan yang direkomendasikan.

Baca Juga


Disarankan, menyantap makanan dan minuman fermentasi, yang pada dasarnya adalah probiotik dan mikroba hidup. Bedanya, itu tidak dikemas dalam kapsul atau dalam versi sintetis.

Beberapa di antaranya adalah kombucha, yoghurt, keju, kol yang difermentasi, acar, sup miso, kimchi, dan cuka sari apel. Sebagian besar dari makanan itu memiliki lebih banyak spesies mikroba daripada yang ada di kapsul probiotik.

Bulsiewicz menyampaikan, efek baik dari deretan makanan dan minuman itu sudah terbukti lewat penelitian. Dalam salah satu studi, ilmuwan melakukan uji coba terkontrol secara acak terhadap makanan fermentasi.

"Mengonsumsi lima atau enam porsi kecil berbagai asupan itu dalam sehari selama beberapa pekan disinyalir dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh," kata Bulsiewicz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler