Jokowi Cuma Pidato di KTT BRICS, Mengapa Indonesia tak Jadi Anggota Sekalian?

BRICS resmi menerima enam negara anggota tambahan, tidak termasuk Indonesia.

dok. Laily Rachev - Biro Pers
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Amri Amrullah, Kamran Dikrama, Rahayu Subekti, Deddy Darmawan Nasution

Baca Juga


Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menjalani n serangkaian kunjungan kenegaraan ke Afrika sejak Ahad (20/8/2023). Dalam kunjungan kenegaraannya ini, Jokowi mengunjungi Kenya, Tanzania, dan Mozambik, serta menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.

Dalam KTT BRICS yang berlangsung pada 22 hingga 24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir menjadi salah satu pembicara. Di sela-sela acara KTT BRICS, Jokowi juga diagendakan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan berbagai kepala negara.

“Dan untuk Afrika Selatan Indonesia diundang dalam KTT BRICS,” kata Jokowi dalam pernyataan pers sebelum keberangkatan ke Afrika.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara The Global South untuk memperkuat kolaborasi dan solidaritas menghadapi berbagai tantangan dunia saat ini. Ia juga mengajak negara-negara berkembang untuk bersatu memperjuangkan hak-haknya serta menolak diskriminasi perdagangan.

Jokowi pun menegaskan bahwa hilirisasi industri juga tidak boleh dihalangi demi kemajuan negara. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).

“Negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya, diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi,” ujar Jokowi.

Jokowi mengajak agar seluruh negara berkembang harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif. Menurut dia, BRICS bisa menjadi bagian untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil.

“BRICS dapat menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, tatanan ekonomi dunia saat ini sangat tidak adil. Gap pembangunan pun semakin lebar, rakyat semakin miskin, dan jumlah masyarakat yang kelaparan semakin bertambah. Karena itu, ia mengajak para pemimpin negara lainnya agar tidak terus menerus membiarkan situasi tersebut.

Menurut Jokowi, kehadirannya dalam KTT BRICS ini bukan hanya dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Indonesia, namun juga sebagai sesama pemimpin The Global South yang mewakili 85 persen populasi dunia. Kehadirannya, lanjut dia, juga didasari keinginan untuk terus menghidupkan spirit Bandung yang dinilainya masih sangat relevan hingga saat ini.

“Di mana solidaritas, soliditas, dan kerja sama antar negara berkembang perlu terus diperkuat,” lanjut dia.

Adapun terkait keanggota Indonesia di BRICS, Jokowi mengatakan, Indonesia masih akan mengkaji dan mempertimbangkan keikutsertaan untuk menjadi anggota BRICS. “Kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa,” ucap Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.

Meskipun demikian, Jokowi menilai hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS saat ini sudah sangat baik khususnya dalam bidang ekonomi. “Hubungan kita dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi,” ungkapnya.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi anggota baru BRICS adalah dengan menyampaikan surat expression of interest. Jokowi mengungkapkan bahwa hingga saat ini Indonesia belum menyampaikan surat tersebut.

“Untuk menjadi anggota baru dari BRICS suatu negara harus menyampaikan surat expression of interest, semua harus menyampaikan surat itu, dan sampai saat ini memang Indonesia belum menyampaikan surat tersebut,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menegaskan, bahwa kehadiran Presiden Jokowi dalam forum tersebut tidak ada kaitannya dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS. Bey menyebut kehadiran Jokowi tersebut untuk memenuhi undangan sebagai tamu. Kapasitas Indonesia dalam forum ini yakni sebagai Ketua ASEAN 2023.

“Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN,” kata Bey, dikutip pada Rabu (23/8/2023).

“Jadi kehadiran Bapak Presiden di KTT BRICS tidak ada kaitan sama sekali dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS,” ujar dia, menegaskan.

 

Pada Kamis (24/8/2023), BRICS sepakat untuk menerima enam tambahan anggota baru, yakni Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab (UAE). Penambahan enam negara anggota BRICS ini dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mempercepat upaya mereka, merombak tatanan dunia yang dianggap tidak cukup adil bagi negara dunia ketiga.

Ekspansi anggota ini menambah kekuatan ekonomi BRICS, yang saat ini anggota utamanya adalah China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, serta Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Hal ini juga dapat memperkuat ambisi mereka untuk menjadi juara di kawasan negara-negara Selatan.

 

Namun, ketegangan yang sudah berlangsung lama dapat bertahan di antara anggota yang ingin membentuk kelompok ini menjadi penyeimbang bagi Barat - terutama China, Rusia, dan sekarang Iran - dan mereka yang terus membina hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan Eropa. 

"Perluasan keanggotaan ini bersejarah," ujar Presiden Cina Xi Jinping, pendukung utama perluasan blok ini.

"Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang yang lebih luas," ujar Xi Jinping menambahkan.

Awalnya nama blok ini merupakan sebuah akronim yang diciptakan oleh kepala ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill pada 2001. Blok ini didirikan sebagai sebuah klub empat negara informal pada 2009 dan kemudian menambahkan Afrika Selatan setahun selanjutnya.

Saat ini, keenam kandidat baru tersebut akan secara resmi menjadi anggota pada 1 Januari 2024, kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa saat menyebutkan nama-nama negara tersebut, dalam pertemuan para pemimpin selama tiga hari yang diselenggarakannya di Johannesburg.

"BRICS telah memulai babak baru dalam upayanya untuk membangun sebuah dunia yang adil, dunia yang adil, dunia yang juga inklusif dan sejahtera," kata Ramaphosa.

Presiden Iran Ebrahim Raisi memuji keputusan anggota BRICS pada Kamis (24/8/2023) untuk memperluas kelompok tersebut.  Pernyataan tersebut disampaikannya pada KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan, setelah kelompok tersebut mengundang Iran, Argentina, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk menjadi anggota baru.

Dikutip dari Xinhua, Raisi menyatakan keyakinannya bahwa masuknya Iran dalam BRICS akan menciptakan dampak bersejarah, menandai tonggak penting dalam memajukan prinsip-prinsip keadilan dan etika, dan pada akhirnya mendorong perdamaian global yang langgeng. Ia menguraikan munculnya ambisi hegemonik, ketidakadilan, kesenjangan, dan krisis moral sebagai penyebab rumitnya lanskap global.

Menyoroti pentingnya mengatasi masalah-masalah mendesak seperti kelaparan, perubahan iklim, dan berkurangnya sumber daya energi, Raisi menggarisbawahi perlunya inisiatif kolaboratif dan persatuan untuk membangun sistem yang adil berdasarkan kepentingan bersama. Raisi menggambarkan BRICS sebagai simbol perubahan dalam hubungan global yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan komunitas internasional, terutama seiring dengan meningkatnya kepercayaan global terhadap kelompok tersebut.

Raisi juga mengatakan, negaranya mendukung upaya BRICS untuk menghilangkan ketergantungan pada dolar AS. “Republik Islam Iran dengan tegas mendukung keberhasilan upaya BRICS sejalan dengan de-dolarisasi dari perdagangan dan interaksi ekonomi antaranggota dan juga penggunaan mata uang lokal,” kata Raisi dikutip laman Al Arabiya.

Adapun, Arab Saudi berharap dapat mengembangkan lebih banyak kerja sama dengan negara anggota BRICS. “Kami berharap dapat mengembangkan lebih banyak kerja sama ini untuk menciptakan peluang pembangunan dan ekonomi serta meningkatkan hubungan kita ke tingkat yang dicita-citakan,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan yang menghadiri langsung KTT BRICS di Johannesburg, Afsel, Kamis (24/8/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Pangeran Faisal mengisyaratkan Saudi akan memberikan kontribusi di bidang energi. Dia mengatakan, Saudi bakal terus menjadi sumber energi yang dapat diandalkan. Selain itu, ia menyebut Saudi memiliki alat untuk menjaga stabilitas pasar energi.

 

 

 

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai,  bergabungnya Indonesia dengan BRICS bisa membuka peluang untuk menjalankan beragam agenda strategis. "Ini termasuk di dalamnya yang seperti meluaskan pangsa pasar ekspor alternatif di luar China dan juga India," kata Yusuf kepada Republika, Selasa (22/8/2023). 

Dia menjelaskan, anggota yang tergabung dalam BRICS merupakan negara emerging market. Menurutnya, negara-negara tersebut menguasai sekitar 30 persen dari total PDB global. 

"Sehingga dari sana saja kita bisa melihat strategisnya kelompok negara ini untuk digunakan Indonesia mencapai beberapa agenda strategis," ucap Yusuf. 

Untuk perdagangan global misalnya, Yusuf menyebut dengan bergabungya Indonesia dengan BRICS bisa memperkuat hubungan dagang dengan Rusia. Begitu juga dengan Brasil dan Afrika Selatan yang secara share belum begitu besar. 

"Artinya masih ada ruang bagi Indonesia untuk meningkatkan share hubungan hubungan dengan internasional dengan kedua negara tersebut," jelas Yusuf. 

Apalagi, kata dia, hal terdebut relevan dengan upaya Indonesia untuk melakukan diversifikasi pangsa pasar ekspor di luar China. Selain itu, jika Indonesia bergabung maka secara politik internasional global bisa menjadi contoh agar negara-negara mulai mengedepankan hubungan. 

"Ini bisa jadi contoh bagi negara lain jangan yang hanya menguntungkan kedua belah pihak. Apalagi di tengah memburuknya kondisi geopolitik global yang dipicu konflik Rusia dan Ukraina," ungkap Yusuf. 

Berbeda dengan Yusuf, ekonom Institute Development of Economics and Finance, Ahmad Heri Firdaus menyarankan Indonesia jangan terburu-buru bergabung dengan BRICS. "Jangan terburu-buru dan gegabah. Kita harus pelajari dulu, terutama dari sisi perdagangan, investasi, ekonomi dan politiknya,” kata Heri, Selasa (22/8/2023). 

Menurut Heri, bergabung dengan komunitas BRICS yang mewakili hampir setengah penduduk dunia atau sekitar 46 persen tentunya menjadi pasar besar buat Indonesia karena akan lebih mudah menjalin kerja sama dagang. Namun, ia mengingatkan, antara Indonesia, China, dan India telah memiliki hubungan ekonomi sejak lama serta berbagai kerja sama perdagangan bilateral maupun multilateral. Dengan kata lain, prospek pasar baru yang diperoleh yakni Brazil, Rusia, dan Afrika Selatan. 

Sementara menurut Heri, ketiga pasar itu tak begitu besar bagi Indonesia. Hanya Brazil yang dinilai punya prospek perdagangan dengan Indonesia karena punya keunggulan komoditas seperti bahan bakar nabati dan peternakan. Namun, Indonesia harus mempersiapkan betul komoditas apa yang potensial ditawarkan ke Brazil. 

“Jadi, kalau kita mau kerja sama perdagangan kita tidak buta kekuatan lawan dan buta pasar di sana. Itu yang harus dipersiapkan,” kata Herry. 

Di sisi lain, Heri mengingatkan faktor geopolitik yang bisa ditimbulkan dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, terutama dari Amerika Serikat (AS). Menurut Heri, sebetulnya tak masalah bagi Indonesia untuk bergabung dengan siapapun karena menganut politik bebas aktif. 

Namun, dikhawatirkan akan memicu kebijakan dari negara maju seperti AS yang membuat kebijakan untuk menekan ekonomi negara berkembang. Terlebih, AS juga menjadi mitra dagang utama bagi Indonesia. Heri menyebut, Indonesia bahkan bisa disebut sebagai sekutu Putin (Presiden Rusia) oleh AS yang menjadi kontra Rusia. 

“Bahkan ada pembahasan dedolarisasi di BRICS, ini yang menurut saya perlu hati-hati. Ini (dedolarisasi) penting dan akan jadi keniscayaan ke depan tapi perundingan perlu dilakukan secara terbuka,” kata dia. 

Negara yang Berminat Jadi Anggota BRICS - (Reuters)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler