19 Aktivitas Keseharian Para Firaun yang Menguasai Mesir Selama Ribuan Tahun
Firaun dipandang tidak hanya sebagai raja tetapi juga dewa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mesir Kuno adalah salah satu peradaban terbesar dalam sejarah, yang berlangsung selama hampir 3 ribu tahun. Diperintah oleh banyak raja yang menyebut mereka Firaun, penguasa ini menikmati kekuatan besar, selain kekayaan dan kemewahan yang tak tertandingi pada saat itu.
Firaun punya kewajiban dan tugas sehari-hari, baik dari segi praktis maupun militer, hingga hiburan. Berdasarkan temuan para sarjana dari gambar dan tulisan kuno, terekam bagaimana gaya hidup raja-raja Firaun Mesir, termasuk ihwal kehidupan sehari-hari yang dijalaninya.
Mesir Kuno muncul pertama kali lebih dari 5 ribu tahun yang lalu, atau sekitar tahun 3100 Sebelum Masehi (SM). Selama periode itu, ada perpindahan dari Kerajaan Lama ke Kerajaan Tengah dan Modern.
Mesir mengenal banyak firaun, termasuk "Tutankhamun" dan Ramses II serta Firaun lain yang namanya diabadikan dalam sejarah, dan lainnya yang namanya belum terjangkau sains.
Kehidupan sehari-hari raja-raja ini tidak mudah, karena mereka harus mengatur negara dengan tegas, mulai dari urusan dalam negeri dan mempersiapkan situasi perang, hingga waktu senggang dan kehidupan pribadi Firaun. Berikut beberapa fakta kehidupan sehari-hari firaun yang dihimpun dari arabicpost:
1. Firaun harus bekerja sepanjang hari hingga berpekan-pekan lamanya. Beberapa pelayan yang bertanggung jawab atas Firaun membantunya dengan sangat hati-hati. Sering disertai dengan doa dan mantra yang berfungsi sebagai pengingat akan sifat Firaun.
2. Di antara prioritas pelayan adalah menyucikan tubuh dan pikiran mereka sebelum terlibat dalam urusan kerajaan. Ini karena Firaun dipandang sebagai dewa di antara manusia, dan pakaian mereka mencerminkan hal ini. Mereka menghiasi diri mereka dengan lambang yang rumit dan berkilau, dan mengenakan simbol kekuasaan dan kekuatan tradisional.
3. Di pagi hari setelah ritual selesai, Firaun harus mengenakan pakaian yang pantas dan mulai bekerja melaksanakan tugas sehari-harinya.
4. Firaun adalah kepala negara, dan sebagian besar kehidupan sehari-hari mereka berkutat di kompleks urusan pengadilan dan tanggung jawab administratif.
5. Firaun dikelilingi oleh para penasihat, ahli Taurat, dan pejabat tinggi. Para Firaun memimpin semua aspek masyarakat Mesir kuno, sambil mengawasi administrasi peradilan, perpajakan, dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk rakyat mereka.
6. Tugas Firaun juga adalah menjaga hubungan diplomatik dengan sekutu dan menjamin kesetiaan banyak negara milik Mesir, baik melalui negosiasi dan aliansi, selain mengambil keputusan strategis yang membentuk nasib kerajaan.
7. Para Firaun mewakili otoritas tertinggi negara. Mereka bertanggung jawab mengeluarkan undang-undang di seluruh tanah milik mereka, selain mengadili kasus pengkhianatan dan kejahatan terhadap kerajaan. Dia memimpin sendiri kasus-kasus itu. Hukuman yang ditetapkan oleh Firaun bersifat final dan mengikat. Mereka mempunyai wewenang untuk mengampuni atau menjatuhkan hukuman berat, termasuk pengasingan, hukuman fisik, atau bahkan eksekusi. Kata-kata mereka mengandung otoritas ketuhanan, dan keputusan mereka dihormati dan diikuti oleh para bangsawan dan rakyat jelata.
8. Para firaun mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar dalam memimpin pasukan mereka dan memastikan pertahanan dan perluasan kerajaan mereka. Selama masa konflik, banyak dari para Firaun yang memimpin pasukan mereka sendiri ke medan perang. Mereka juga berperan sebagai politik dan para pemimpin militer, dan strategi. Kekuatan mereka dianggap memberikan inspirasi di medan perang.
9. Firaun menghabiskan sebagian besar waktunya berkonsultasi dengan penasihat militer dan jenderalnya untuk merumuskan strategi militer, merencanakan kampanye, dan mengoordinasikan pergerakan pasukan.
10. Beberapa Firaun meluangkan waktu dari jadwal sibuk mereka untuk secara pribadi mengawasi pelatihan dan perlengkapan tentara, memastikan mereka siap dengan baik.
11. Firaun dipandang dalam peradaban Mesir kuno sebagai mediator antara manusia dan dewa. Ini karena ritual dan pemujaan sangat penting dalam kehidupan Firaun Mesir kuno. Mereka melakukan persembahan dan doa harian di tempat suci bagian dalam kuil.
12. Firaun lebih banyak mencurahkan jadwal hariannya untuk ibadah keagamaan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, karena ada musim tahunan yang disebut "Sed".
Ini salah satu perayaan terpenting, yaitu perayaan besar yang merayakan pemerintahan Firaun dan menegaskan kembali keabsahan ketuhanan dirinya. Peristiwa penting ini mencakup prosesi dan pesta, serta ritual rumit yang menonjolkan otoritas Firaun.
Di bulan Juni dan September yang bertepatan dengan banjir Sungai Nil, terjadi peristiwa besar dalam tradisi budaya di Mesir kuno. Air banjir diyakini sebagai anugerah dari apa yang mereka anggap sebagai tuhan. Sedangkan banjirnya sendiri dianggap sebagai anugerah, tanda rahmat dan kemakmuran. Selama banjir ini, Firaun yang merupakan perwujudan dewa Osiris melakukan ritual untuk menjamin kesuburan tanah dan kelimpahan hasil panen.
13. Firaun akan menyerahkan persembahan dan doa kepada para dewa, menyampaikan rasa terima kasih atas banjir tahunan dan meminta berkah yang berkelanjutan dalam panen yang melimpah, pengorbanan hewan, makanan, dan persembahan lainnya.
14. Di tengah tanggung jawab pemerintahan sebagai pemimpin, Firaun Mesir juga menikmati saat-saat santai. Firaun tinggal di istana mewah dengan taman lanskap yang indah. Tersedia tempat berlindung yang tenang di mana penguasa dapat mundur dari urusan negara yang penuh pergolakan. Oasis yang damai ini memberikan kelonggaran dari dunia luar, sehingga memberikan Firaun kesempatan untuk mendapat hiburan di tengah keindahan alam.
15. Di waktu senggang, Firaun biasa berolahraga di tempat yang luas. Ini tidak hanya untuk bersantai, tetapi juga untuk menunjukkan kekuatan, keberanian, dan keterampilan mereka sebagai penguasa.
Olahraga yang sering dilakukannya adalah berburu. Firaun sering berburu, terutama Firaun Tutankhamun, yang ternyata merupakan pemburu yang terampil. Ini dapat diketahui dari pemandangan yang dilukis di makamnya, yang menggambarkan bagaimana ia ikut dalam perjalanan berburu, mengejar berbagai hewan seperti ibex gurun dan unggas air, selain tentunya berburu singa.
16. Para Firaun juga menikmati hiburan berupa musik dan tarian, yang disuguhkan di pesta mewah. Pesta ini mengumpulkan para bangsawan dan menteri. Para Firaun biasa menggunakan kesempatan itu untuk pamer. Ada sebuah permainan yang dimainkan mereka, yang mirip dengan permainan catur di masa sekarang ini. Permainan itu disebut dengan Senet dan Mehen.
Lewat hiburan itu, para Firaun dapat sejenak melepaskan beban tanggung jawab mereka, memperbarui semangat, dan menumbuhkan rasa persahabatan di antara rekan-rekan mereka. Juga ada ruang di kerajaan, di mana Firaun dapat menikmati kesenangan hidup.
17. Setelah urusan publik dan tugas-tugas seremonial selesai, para Firaun kembali ke ruang dalam istana, mencari hiburan dan kedamaian. Jam-jam terakhir Firaun sering kali dikhususkan untuk kontemplasi dan refleksi pribadi. Dikelilingi oleh penasihat terpercaya.
Mereka merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari itu, menyusun strategi untuk masa depan, dan mencari nasihat mengenai hal-hal penting. Ini adalah momen refleksi yang mendalam, terkait keputusan dan rencana yang akan dilaksanakan.
18. Sebelum tidur, ada lebih banyak ritual pembersihan. Firaun kemudian masuk ke kamar pribadi mereka, dikelilingi oleh simbol perlindungan dan dijaga oleh pelayan yang setia. Mereka tidur dengan durasi waktu yang telah ditentukan.
19. Firaun menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merenungkan kematian mereka sendiri. Kesadaran terhadap sesuatu yang fanah, selalu ada dalam pikiran mereka. Akibatnya, mereka mempersiapkan diri dengan cermat untuk kehidupan setelah kematian.
Persiapan firaun untuk kehidupan setelah kematian dimulai jauh sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Makam yang rumit dipahat. Dihiasi dengan hieroglif yang rumit dan karya seni yang rumit. Makam-makam ini menggambarkan adegan demi adegan dari kehidupan Firaun dengan maksud agar memberikan pedoman untuk perjalanan mereka setelah kematian.
Para Firaun memperhatikan betul ritual dan praktik yang terkait dengan kematian dan kehidupan setelah kematian. Mereka berusaha mengamankan tempat mereka di antara para dewa dan memastikan kemakmuran abadi bagi diri mereka sendiri dan kerajaan mereka.
Sumber: arabic post.