AS Ingatkan Korut Jangan Sekali-Sekali Suplai Senjata ke Rusia

Paling cepat Kim akan berkunjung ke Rusia pekan depan.

AP/Andrew Harnik
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, Senin, 4 April 2022.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Korea Utara (Korut) diingatkan agar tak memasok senjata ke Rusia untuk digunakan di perang Ukraina. Jika tetap bersikeras, maka Korut akan membayar harga tinggi atas langkahnya tersebut. 

Baca Juga


‘’Menyediakan senjata untuk Rusia akan mencerminkan hal tak bagus bagi Korut dan mereka harus membayar harganya di tengah komunitas internasional,’’ kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan kepada reporter di Gedung Putih, Selasa (5/9/2023). 

Sebelumnya, Kremlin menegaskan tak ada yang bisa dikatakan mengenai pernyataan sejumlah pejabat AS terkait rencana kunjungan pemimpik Korut, Kim Jong Un ke Rusia bulan ini. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mempertanyakan apakah mereka bisa mengonfirmasi. 

‘’Tidak, saya tak bisa. Tak ada yang bisa saya katakan,’’ kata Peskov menegaskan. Rencananya, Kim bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka juga kemungkinan membahas mengenai pasokan senjata. 

Menurut Sullivan, Kim berharap pembicaraan ini berlangsung di tingkat pemimpin. ‘’Kami terus membekukan basis industri pertahanan Rusia,’’ katanya. Saat ini, Moskow mencari dari sumber mana pun untuk mendapatkan senjata seperti amunisi.

‘’Kami akan terus menyeru Korut mematuhi kewajiban publiknya agar tak memasok senjata ke Rusia yang akan berakhir dengan terbunuhnya warga Ukraina,’’ ujarnya. 

Pada Senin (4/9/2023), juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson menyatakan, Kim dan Putin kemungkinan berencana melakukan pertemuan. New York Times mengutip sejumlah pejabat AS melaporkan, paling cepat Kim akan ke Rusia pekan depan. 

Para pengamat politik mengungkapkan, seiring meningkatnya isolasi terhadap Rusia karena perang di Ukraina, membuat Korut bernilai tinggi. Bagi Korut, hubungan dengan Rusia tak sehangat saat seperti masa Uni Soviet. Kini Rusia membutuhkan teman seperti Korut. 

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korut pada November tahun lalu menyatakan, Pyongyang tak pernah melakukan kesepakatan senjata dengan Rusia dan tak akan melakukannya pada masa mendatang. 

Dalam kunjungan ke Pyongyang, Juli lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mengunjungi pameran senjata termasuk rudal balistik. Ia menyatakan, kedua negara membahas kemungkinan latihan militer gabungan.

Kim akan meninggalkan Pyongyang....

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un berencana berkunjung ke Rusia bulan ini. Ia dijadwalkan bertemu Presiden Vladimir Putin membahas kemungkinan pasokan senjata ke Rusia untuk kepentingan perang di Ukraina. 

Laporan New York Times yang mengutip sumber pejabat AS dan negara sekutunya, Senin (4/9/2023) menyebutkan, Kim akan meninggalkan Pyongyang menggunakan kereta tahan senjata menuju ke wilayah pantai Pasifik Rusia, Vladivostok. 

Seorang pejabat menyatakan kepada jaringan televise AS, CBS, kedua pemimpin membahas kemungkinan Korut menyediakan senjata bagi Rusia dan kerja sama militer antara kedua negara. Termasuk latihan militer bersama.

Menyusul kedatangan Menhan Rusia Sergei Shoigu belum lama ini ke Pyongyang. Ia meyakinkan Kim untuk bersedia menjual amunisi artileri ke Rusia. Putin menginginkan agar Korut menyediakan rudal antitank dan proyektil artileri. 

Sebagai imbalannya, Kim menginginkan Rusia menyediakan teknologi untuk satelit-satelitnya dan kapal-kapal selam bertenaga nuklir.’’Kim juga berharap bantuan pangan dari Rusia,’’ demikian dilaporkan New York Times

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler